TEMPO.CO, Jakarta - Matahari hampir terbenam saat Sri, 28 tahun, mengguyuri kepala dan badan Larasati, putrinya. Bocah 7 tahun yang baru duduk di kelas 1 SD itu pun menggigil kedinginan.
Pintu kamar mandi dibiarkan terbuka oleh Sri sebab ruang itu terlalu kecil buat mereka berdua. Hanya sekitar 5 menit, seluruh ritual mandi si bocah rampung. Sri pun membebat badan sang anak dengan handuk dan menyeretnya keluar.
Sembari mengeringkan badan anaknya dengan handuk cokelat usang, Sri berujar, "Namanya kamar mandi umum, ya mesti buru-buru."
Benar saja, belum rampung Sri memasangkan baju Laras, Rifai, 37 tahun, segera mengisi kamar mandi kosong yang baru mereka tinggalkan. Tak lupa mereka saling bertukar sapa. "Kita memang tetanggaan," kata warga RT 15 RW 7 Lagoa, Koja, Jakarta Utara, itu, Sabtu, 1 September 2012.
Sri bekerja sebagai buruh cuci dengan penghasilan sekitar Rp 400 ribu per bulan. Sementara suaminya seorang buruh serabutan yang biasanya membawa pulang penghasilan sebesar Rp 700 ribu per bulan. Anak mereka ada tiga. Karena itu, mereka hanya bisa mengontrak sebuah rumah petak seharga Rp 350 ribu per bulan. "Murah, jadi enggak ada kamar mandinya," kata Sri.
Di Ibu Kota, tidak sedikit orang yang tak punya kamar mandi di rumah sendiri. Darmais, 35 tahun, penjaga toilet umum langganan Sri, berkisah. Ia biasa menarik antara Rp 500 hingga Rp 1.000 dari tiap orang yang menggunakan kamar mandinya.
Darmais mengaku menghabiskan Rp 10 juta untuk membangun kamar mandi umumnya itu. Kini, bapak empat anak ini bisa mendapat penghasilan Rp 40 ribu hingga Rp 65 ribu setiap hari. "Lumayan, saya tinggal bersih-bersih saja," katanya.
Lurah Lagoa Sri Suhartini mengakui di kelurahannya masih banyak warga yang tak punya fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) di rumahnya. Buktinya, kata dia, di kelurahan itu ada titik lokasi toilet dan kamar mandi umum. Di tiap titik biasanya ada 5-7 unit kamar mandi. Semuanya tak pernah sepi kunjungan warga.
"Di sini banyak pekerja pendatang yang mengontrak, dan rumah-rumahnya memang tak dilengkapi kamar mandi," ujarnya.
Awal Agustus 2012, Dinas Kesehatan telah memberi bantuan berupa renovasi pada bagian atap di kamar mandi umum milik Darmais. "Untuk yang lain, kami pantau keperluannya," Sri berujar.
PINGIT ARIA
Berita Lainnya:
Polisi Cantik Mendadak ''Bakulan'' Jamu
Liga Inggris Paling Boros di Musim Panas
Satu Terduga Peneror Solo Ditangkap Saat Tidur
Waldjinah Dilarikan ke Rumah Sakit
Dampak Positif Persaingan Syiah-Sunni di Nusantara