TEMPO.CO,Padang - Direktur Utama PT Kabau Sirah Semen Padang, Erizal Anwar, mengungkapkan hingga kini PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) selaku pengelola kompetisi Liga Prima Indonesia (LPI) belum membayar sisa hutang hadiah juara LPI 2012 kepada klub Semen Padang sebesar Rp 2 miliar dari Rp 2,5 miliar yang dijanjikan.
LPIS, kata Erizal, baru menerima Rp 500 juta. Hadiah runner up Piala Indonesia 2012 sebesar Rp 250 juta, juga baru diterima Semen Padang sebesar Rp 100 juta. "Kami baru menerima Rp. 600 juta dari seluruh hadiah yang telah dijanjikan," ujar Erizal.
Menurut Erizal, manajemen sudah menyurati LPIS dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Namun, sampai saat ini belum ada tanggapan. "Saat pembayaran awal pada Agustus ini, mereka berjanji akan melunasi dalam waktu dekat. Tapi sampai saat ini masih belum ada kejelasan yang pasti. Kita sudah menyuratinya," ujarnya.
Sedangkan bonus dari Nike sebesar Rp 150 juta juga belum diterima Semen Padang. "Padahal pihak Nike sudah menyerahkan hadiah itu secara simbolis kepada PSSI. Tapi, sampai saat ini belum ada kita terima," ujarnya.
Padahal, saat ini tim yang berjulukan Kabau Sirah ini membutuhkan uang untuk operasional. "Uang itu untuk bayar hutang dan kontrak baru dan perpanjangan kontrak para pemain," ujarnya.
Meski sisa hadiah yang cukup besar itu belum dibayar, namun Semen Padang tidak berniat untuk keluar dari kompetisi LPI, seperti yang dilakukan Persijap Jepara. Klub berjuluk Kabau Sirah itu akan memilih kompetesi resmi yang diakui AFC. "Kita memilih sesuai legalitasnya," ujar Erizal.
Menurut Erizal, kesulitan keuangan bukan menjadi alasan untuk memilih kompetesi. "Keuangan itu soal kedua. Yang pertama, legalitas dari kompetensi itu. Apakah itu Liga Primer Indonesia (LPI) atau Liga Super Indonesia (LSI). Yang terpenting legalitasnya di AFC." ujarnya. Namun, Erizal berharap, kompetisi LPI dan LSI dilebur menjadi satu. "Cukup satu kompetesi saja di Indonesia," ujarnya.
ANDRI EL FARUQI