Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kata Kompolnas Soal Konflik Syiah, Sampang, Madura  

Editor

Pruwanto

image-gnews
Sebuah lembaran curahan hati anak-anak pengungsi korban konflik SARA tergantung dipohon harapan dipengungsian Gedung Olah Raga, Sampang, Madura, (8/30). Satuan Tugas Perlindungan Anak Sampang membuka kelompok konseling Psikoanalis Anak untuk mengurangi beban trauma anak-anak. TEMPO/Fully Syafi
Sebuah lembaran curahan hati anak-anak pengungsi korban konflik SARA tergantung dipohon harapan dipengungsian Gedung Olah Raga, Sampang, Madura, (8/30). Satuan Tugas Perlindungan Anak Sampang membuka kelompok konseling Psikoanalis Anak untuk mengurangi beban trauma anak-anak. TEMPO/Fully Syafi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Kepolisian Nasional menyalahkan pemerintah daerah dalam tragedi berdarah yang melibatkan Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur. Komisioner Komisi Kepolisian Nasional, M. Nasser, mengatakan, dalam tragedi Sampang, polisi sudah berusaha menghindarkan bentrok, namun tak ada peran serta pemerintah daerah dalam mengupayakan perdamaian yang menyebabkan konflik Sampang berulang.

"Polisi sudah maksimal. Lebih tepat, di mana camat, lurah, di mana bupati dalam kasus ini?" kata Nasser dalam pertemuan pers di Surabaya, Ahad, 2 September 2012. Polisi, kata Nasser, selama delapan bulan setelah kerusuhan awal Desember 2011 silam, sudah melakukan beragam upaya mendamaikan dua kelompok, Sunni dan Syiah.

Hasil investigasi Kompolnas, polisi Sampang bahkan mengambil peran pemerintah daerah. Di antaranya, polisi membagikan kambing sebanyak 10 ekor bagi warga Syiah dan 20 ekor bagi warga Sunni. Pembagian kambing untuk meningkatkan perekonomian warga ini sengaja lebih banyak untuk warga Sunni karena jumlah warganya memang lebih besar ketimbang Syiah.

Selain itu, polisi beberapa kali mempertemukan dua kubu dalam pertemuan bulanan. "Tapi, apa yang dilakukan Pemda, bupati malah ikut menghasut dan seolah melegalisasi bahwa Syiah itu harus dilakukan tindakan," ujar Nasser, yang mengaku berada di Sampang selama dua hari.

Saat kejadian, kata Nasser, polisi ada di tempat kejadian perkara. Namun jumlah massa yang cukup banyak membuat polisi tak mampu melerai bentrokan hingga menyebabkan 49 rumah warga Syiah ludes terbakar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Komisioner Kompolnas lainnya, Hamidah Abudurachman, mengatakan konflik berdarah di Sampang selain karena perbedaan keyakinan dan konflik keluarga, juga dipicu kemiskinan. "Masyarakat di sana sangat miskin. Kalau kami lihat, rumah yang dibakar semua dari bambu. Sangat miskin," kata Hamidah.

Untuk mencegah terulangnya kekerasan Sampang, Kompolnas mendesak polisi segera menindak tegas siapa pun yang terlibat, tak peduli apakah dia Sunni atau Syiah.

FATKHURROHMAN TAUFIQ

Berita Terpopuler
EDISI KHUSUS: Syiah Sampang
Rusuh Sampang, Siapakah Roisul Hukama?

Kang Jalal: Konflik Sampang Bukan Soal Keluarga

Bandung, Kantong Syiah Terbesar di Indonesia

Berapa Populasi Syiah di Indonesia

Hubungan Pemerintah-Penganut Syiah Indonesia Baik

Tomy Soeharto dan Ari Sigit ''Amprok'' di KPU

Van Persie Cetak Gol Indah, Wenger Kesal

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

8 April 2017

Cendekiawan muslim, Zakir Naik, memberikan pemaparan saat kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), DI Yogyakarta, 3 April 2017. Selama mengunjungi Indonesia Zakir Naik melakukan dakwah di sejumlah daerah antara lain di Bandung, Yogyakarta, Ponorogo, dan Makasar. ANTARA FOTO
Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

Arif mengatakan, kapasitas sebenarnya 30-32 ribu, tapi ditambah lagi 10 ribu, sebagai hasil diskusi Zakir Naik dan Wali Kota Bekasi.


Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

4 April 2017

Aksi Ulama asal India, Zakir Naik saat memberi ceramah terbuka di hadapan ribuan masyarakat di kampus UPI, Bandung, Jawa Barat, 2 April 2017. TEMPO/Prima Mulia
Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

Arif mengatakan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menginginkan pendaftaran dibuka lebih walau kuota normalnya sekitar 31-32 ribu.


Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

4 April 2017

Aksi Ulama asal India, Zakir Naik saat memberi ceramah terbuka di hadapan ribuan masyarakat di kampus UPI, Bandung, Jawa Barat, 2 April 2017. TEMPO/Prima Mulia
Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

Arif tidak menyebut secara detail siapa saja yang diundang, karena nama-nama itu masih sensitif jika diumumkan.


Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

13 September 2016

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

Sejak kematian pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, pada 18 Juli lalu, banyak pihak menilai hal itu sebagai keberhasilan ikhtiar negara menumpas akar-akar terorisme. Namun mungkinkah peristiwa tertembaknya seseorang dapat menjelaskan bahwa gerakan radikalisme di Indonesia telah berakhir?


Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

4 Agustus 2016

Seorang pengungsi melakukan adzan saat berada di kamp pengungsian di Irbil, Irak (28/6). Para pengungsi ini melarikan diri karena kekerasan antara sektarian mengancam kawasan Timur tengah. AP/Hussein Malla
Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

Ketua Asosiasi Pondok Pesantren Jawa Timur KH Reza Ahmad Zahid menegaskan, tak perlu kaku saat menggunakan pengeras suara ketika mengumandangkan azan.


Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

21 Juni 2016

Massa dari Hizbut Tahrir Indonesia berunjuk menentang kenikan BBM di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/3). TEMPO/Prima Mulia
Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

Universitas Islam Indonesia menangkal masuknya ide-ide Hizbut Tahrir soal khilafah ke kampus.


Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

22 Desember 2015

Profesor Benedict Anderson dari University of Cornell memberikan kuliah Umum di FIB UI, Jakarta, 10 Desember 2015. TEMPO/Frannoto
Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

Ben Anderson ternyata suka mengisi TTS dan menghormati Gus Dur sebagai tokoh pluralisme.


Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

12 Agustus 2015

AA Gym memberi tausiah pada pengajian Ramadhan bersama Bandung Hijabers Community di Masjid Al Ukhuwah, Bandung, Jawa Barat, 28 Juni 2015. TEMPO/Prima Mulia
Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

Dalam Islam, berkuda adalah olahraga yang disunahkan dan didampingi malaikat.


Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

1 Juni 2015

Seorang umat muslim mengikuti dzikir akbar bertepatan dengan malam Nisfu Sya'ban di Monas, Jakarta, Rabu (5/8). Dzikir akbar yang dihadiri wapres bertujuan untuk keselamatan bangsa. Tempo/Tony Hartawan
Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

Ada yang menggunakan malam Nisfu Syakban untuk berdakwah. Bagaimana memaknainya?


Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

1 Juni 2015

REUTERS/Cheryl Ravelo
Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

Umat muslim disarankan memperingati Nisfu Syaban dengan ibadah yang tidak dipamerkan.