TEMPO.CO , Kunigan: Semarak hari jadi Kuningan ke-514 tahun masih terasa, Ahad siang, 2 September 2012. Sebanyak 30 kuda yang biasa di pakai narik delman di dandani seperti layaknya kuda pacu dalam acara lomba pacuan kuda tradisional.
Peserta dari komunitas Pedokar Kuningan bersiap-siap memacu kudanya. Layaknya sebuah pacuan kuda, mereka saling memacu kudanya dengan cepat.
Lucunya, ternyata ada kuda yang ketakutan. Dia berlari ke luar arena pacu. Gelak tawa mewarnai perlombaan ini. “Maklum bukan kuda pacu jadi takut saat berlari cepat takut tabrakan, haha,” ujar Asep, sang joki dadakan.
Setiap hari jadi Kuningan digelar berbagai acara khususnya menampilkan kesenian tradisional dan ketangkasan berkuda yang diwariskan Kerajaan Kajene di wilayah Kuningan. Sejak dulu pasukan kerajaan Kuningan dikenal sebagai penunggang kuda terhebat. Walau bertubuh kecil, kuda kuningan gesit dan tangguh. Tidak heran jika dalam babad Cirebon dikisahkan Raja Galuh yang menunggang gajah dikalahkan oleh Sultan Kacirebonan yang menunggangi kuda kuningan. Sehingga sampai saat ini ada moto ‘Kecil-kecil kuda Kuningan’.
Sehari sebelumnya juga digelar acara Saptonan di Lapangan Kertawanginan. Dalam acara ini digelar ketangkasan berkuda sambil membawa tombak yang harus dimasukkan ke dalam lubang tali yang kecil. Dari 30 peserta, tidak ada satu pun yang bisa melempar tombak ke lubang yang terlalu kecil itu.
Walau begitu, tetap saja acara meriah. Di antara peserta, ada 5 kuda yang tidak masuk ke jalur pacu, karena kuda mereka malah lari ke samping gapura tempat tali menggantung. Satu kuda malah menerabas sawah saking kencangnya berlari. Suasana semakin semarak.
Selain ketangkasan berkuda, digelar juga lomba panahan tradisional. Panah itu dibuat dari bambu. Busurnya dari bambu yang ujungnya di pasang besi panah. Ternyata masih banyak pewaris pemanah tradisional yang terampil menancapkan busurnya ke papan. Menurut cerita, prajurit Kerajaan Kajene selain memiliki ketangkasan dalam berkuda juga sebagai pemanah ulung. Prajurit Kajene membantu peperangan antara kesultanan Cirebon melawan kerajaan Galuh di Ciamis.
DEFFAN PURNAMA
Berita lain:
Van Persie Cetak Gol Indah, Wenger Kesal
Prabowo Dipanggil Panwaslu Senin Pekan Depan
Tabot, Jejak Syiah dalam Tradisi Indonesia
Syiah Berkembang di Indonesia Pascarevolusi Iran
4 Periode Penyebaran Syiah di Indonesia