Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Merayakan Nagashi Soumen di Musim Panas  

image-gnews
Warga Jepang di Horinouchi, Kota Fujieda, Prefektur Shizuoka, sedang menikmati nagashi soumen pada Senin siang (20/8). TEMPO/Abdi Purmono
Warga Jepang di Horinouchi, Kota Fujieda, Prefektur Shizuoka, sedang menikmati nagashi soumen pada Senin siang (20/8). TEMPO/Abdi Purmono
Iklan

TEMPO.CO, Fujieda — Saya sudah berniat menyaksikan anak-anak muda Jepang berpesta yakiniku atau barbeque di Sungai Seto (Setogawa) di Kota Fujieda, Prefektur Shizuoka, Jepang bagian tengah.

Sungai menjadi ruang publik terbuka yang sangat disuka orang-orang Jepang (Nihon-jin) selama musim semi (haru) dan musim panas (natsu). Banyak sekali tepi sungai yang lapang disulap jadi taman (koen) terbuka yang cantik dan tempat warga berolahraga. Tepian sungai rutin dirawat sehingga tampak rapi dan bersih. Ditambah air nan bening, sungai pun menjadi tempat favorit bermain, berolahraga, berekreasi, dan berpesta di akhir pekan.

Tapi, niat itu mendadak saya batalkan gara-gara Kazuko Nanjo mengundang ke acara memikat dan belum pernah saya alami. Perempuan berumur 60 tahun itu mengajak mengikuti pesta kecil nagashi soumen di halaman rumahnya di Horinouchi, sebuah desa yang dikelilingi perbukitan di Fujieda. Nanjo-san juga mengajak sejumlah bocah agar kedua cucu perempuannya punya teman bermain. Keiji Nanjo, sang suami, turut terlibat.

“Ini yang keenam kali kami buat acara nagashi soumen. Biasanya bersama keluarga saja, tapi kali ini sengaja mengundang tetangga agar kita semua, khususnya anak-anak, menjadi lebih akrab,” kata Keiji Nanjo pada pertengahan Agustus 2012.

Acara berlangsung sederhana tapi menyenangkan. Tuan rumah menyediakan semua kebutuhan. Anak-anak sangat bersemangat “menangkap” mie yang mengalir terbawa air dengan hashi (sumpit). Mie dimasukkan ke cangkir plastik dan cangkir bambu berisi kuah (tsuyu) dari kaldu (dashi) ikan tuna atau cakalang (katsuobushi).

Keberadaan dashi teramat penting dalam khasanah kuliner Jepang. Hampir semua masakan Jepang mengandung dashi. Bahan dasar untuk dashi bisa berbeda di tiap daerah, tapi yang populer berbahan dasar dari ikan tuna dan rumput laut atau kombu. Warga Osaka, misalnya, sangat menyukai dashi dari sababushi atau ikan makarel. Ikan makarel biasa diolah menjadi sarden.

Selain terkenal dengan Gunung Fuji serta teh hijau (ocha) dan jeruk (mikan), Prefektur Shizuoka juga terkenal sebagai salah satu daerah utama penghasil ikan tuna sehingga wajar bila hampir semua kaldu berbahan dasar ikan tuna atau cakalang.

Ikan teri (niboshi) dan jamur shiitake juga merupakan bahan dasar dashi yang cukup populer. Bergantung pada jenis masakannya, dashi bisa ditambah dengan shoyu, mirin, dan cuka. “Kalau untuk nagashi soumen ini pakai dashi ikan tuna,” kata Mako Sugegaya, tetangga Nanjo-san.

Di atas meja terhidang irisan bongkot atau kantan, rajangan kemangi jepang (shiso), dan jahe yang dihaluskan, ditambah rebusan ubi jalar ungu (beni imo) dan kentang. Sebotol besar minuman teh hijau (ocha) dingin dan air mineral juga disuguhkan. Teh berasal dari kebun teh milik keluarga Anjo-san. Semua suguhan di meja tergantung selera.

Namun, prinsip dasar dan cara menikmati nagashi soumen tak berbeda-beda amat. Nagashi soumen merupakan kegiatan yang biasa dilakukan di musim panas (natsu). Secara harfiah, nagashi berasal berarti “terbang”.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan soumen (agar gampang diucapkan kita lafalkan saja jadi “somen”) adalah salah satu jenis mie yang populer dinikmati di musim panas. Somen biasanya dibuat dari beras. Ada juga yang dibuat dari gandum dan sayuran. Apa pun bahannya, somen bertekstur sangat lembut dan lazimnya dimakan dalam keadaan dingin. Makan somen dingin dipercaya berguna mendinginkan atau menenangkan perasaan di saat panas sedang menyengat tapi lembab.

Biasanya, di desa-desa, somen dialirkan bersama air bersih—bisa langsung diminum—lewat batang bambu yang dibelah dan disambung dengan posisi lurus melandai agar somen gampang dialirkan. Sekat-sekat di bagian dalam bambu sudah dibersihkan. Di ujung bambu diletakkan wadah saringan bambu untuk menampung somen yang lolos dari jepitan sumpit.

Seturut perkembangan zaman, peran bambu untuk nagashi soumen banyak diganti dengan pipa plastik seukuran bambu yang bisa dibongkar pasang dan biasanya disusun berkelok. Cangkir atau gelasnya pun diganti dengan cawan biasa. Wadah saringan bisa diganti dengan baskom berbahan keramik atau plastik.

Tapi, apa pun medianya, somen tetap saja “ditangkap” dengan sumpit dan lalu dimasukkan atau dicelupkan ke dalam cangkir atau gelas berisi kuah. Boleh juga dimakan langsung. Dan, seperti kebiasaan orang Jepang makan mie, terdengar suara slurrrp saat somen diseruput ke dalam mulut. Acara makan somen boleh diselingi dengan menikmati menu lain sesuai selera masing-masing.

Menurut Nanjo-san, somen buatan sendiri jauh lebih nikmat dan segar dibanding somen kering yang dijual di toko-toko. Masalahnya, tak semua orang mampu membuat mie. Alhasil, somen kering jadi pilihan praktis. Somen kering ditiris ke dalam air yang mendidih dan setelah matang dicuci dengan air dingin—biasanya dengan menambahkan es batu.

Sejatinya, cara makan somen itu amat praktis tapi jadi tampak “meriah” saat dirayakan dalam nagashi soumen karena melibatkan banyak orang dan orang-orang yang terlibat senang-senang saja. Untuk urusan kreativitas, orang Jepang memang terkesan suka merepotkan diri atau “kurang kerjaan”, tapi esensi sosial dari nagashi soumen adalah mengakrabkan komunikasi dan hubungan personal.

Setelah puas merayakan nagashi soumen, saya langsung pergi ke Setogawa. Sayang sekali, pesta yakiniku di sana sudah selesai.

ABDI PURMONO (SHIZUOKA)



Berita Lainnya:
Pelukan Miranda untuk Nunun
Katy Perry dan John Mayer Masih Pacaran!
Pembakar Al-Quran di Pakistan Ternyata Ulama
Wifi Gratis Sudah Aktif di Jakarta
Indonesia Pemilik Pertama Super Tucano di ASEAN
Oktober, Tiket dan Airport Tax Mulai Disatukan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Permudah Wisatawan, Sumsel Luncurkan Calendar Of Event South Sumatra 2024

6 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur  Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni saat meninjau objek wisata Punti Kayu beberapa waktu yang lalu. Terbaru, Pemda setempat meluncurkan Calendar Of Event South Sumatra 2024. TEMPO/Parliza Hendrawan
Permudah Wisatawan, Sumsel Luncurkan Calendar Of Event South Sumatra 2024

Sumsel siap menyambut wisatawan sepanjang tahun ini. dengan meluncurkan Calendar Of Event South Sumatra 2024.


Otorita Kumpulkan Pelaku Industri dan Pimpinan Daerah Bahas Pariwisata di IKN

6 hari lalu

Beginilah penampakan Ibu kota Nusantara di Indonesia nantinya bila semua pembangunan sudah selesai. (Foto: IKN)
Otorita Kumpulkan Pelaku Industri dan Pimpinan Daerah Bahas Pariwisata di IKN

Otorita IKN menggelar diskusi bersama pelaku industri dan pemimpin daerah soal potensi pengembangan pariwisata.


2024 Target Jadi Kota Festival, Yogyakarta Gencarkan Empat Event Kreatif Ini

8 hari lalu

Festival Garis Imajiner di Kaliurang Sleman Yogyakarta (Dok. jogjaprov.go.id)
2024 Target Jadi Kota Festival, Yogyakarta Gencarkan Empat Event Kreatif Ini

Kota Yogyakarta mengusung branding baru sebagai Kota Festival atau city of festival mulai 2024 ini.


Sekda Kabupaten Sukabumi Berkolaborasi Kembangkan Pariwisata Daerah

9 hari lalu

Sekda Kabupaten Sukabumi Berkolaborasi Kembangkan Pariwisata Daerah

ASITA bersama pemerintah mengembangkan pariwisata di daerah Pemkab Saukabumi


Sandiaga Yakin Jabodetabekjur Bakal Dorong Pergerakan Wisatawan Nusantara, Ini Sebabnya

9 hari lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno ketika ditemui di kantornya pada Senin, 11 Desember 2023. TEMPO/Riri Rahayu
Sandiaga Yakin Jabodetabekjur Bakal Dorong Pergerakan Wisatawan Nusantara, Ini Sebabnya

Menteri Sandiaga Uno menyatakan pembentukan kawasan aglomerasi di Jabodetabekjur itu dapat meningkatkan sektor pariwisata.


Mengenal Pokhara, Ibu Kota Pariwisata Nepal yang Baru Diresmikan

10 hari lalu

Pokhara, Nepal (Pixabay)
Mengenal Pokhara, Ibu Kota Pariwisata Nepal yang Baru Diresmikan

Pokhara dikenal sebagai pusat wisata Nepal yang terkenal karena keindahan alam, kekayaan budaya, dan beragam kegiatan rekreasi.


Perputaran Uang dari Wisata Halal Indonesia Diprediksi Naik 25 Persen pada 2024

11 hari lalu

Destinasi Wisata Halal di Aceh. (foto: istimewa)
Perputaran Uang dari Wisata Halal Indonesia Diprediksi Naik 25 Persen pada 2024

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno memperkirakan perputaran uang dari wisata halal Indonesia berpotensi meningkat 25 persen tahun 2024.


Sandiaga Sebut Investasi di IKN Rp 5,3 Triliun dan akan Terus Bertambah

12 hari lalu

Ketua Bappilu PPP dan Ketua Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud, Sandiaga Uno memberi penjelasan tentang rencananya di masa tenang Pemilu 2024 saat ditemui di Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 10 Februari 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Sandiaga Sebut Investasi di IKN Rp 5,3 Triliun dan akan Terus Bertambah

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno jelaskan berbagai upaya untuk menambah investasi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di IKN yang saat ini sebesar Rp 5,3 trilun.


Terkini Bisnis: BI Siapkan Penukaran Uang Ramadan dan Lebaran Hingga Rp 197 T, Harga Pangan Naik

13 hari lalu

Warga menunjukkan uang pecahan hasil penukaran di Posko Penukaran Uang Bank Indonesia (BI) di area 'Rest Area' KM 57 Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, Minggu 16 April 2023. Bank Indonesia menyediakan sekitar Rp2 miliar setiap hari di lokasi tersebut untuk melayani pemudik Lebaran 2023 dan masyarakat setempat yang telah mendaftar secara daring dengan batasan maksimal menukarkan satu paket pecahan uang sebesar Rp3,8 juta per orang. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Terkini Bisnis: BI Siapkan Penukaran Uang Ramadan dan Lebaran Hingga Rp 197 T, Harga Pangan Naik

BI siapkan penukaran uang ramadan lebaran mencapai Rp 19 triliun. Mendag tak permasalahkan harga pangan naik asal tersedia.


Sandiaga Dorong Pengembangan 5 Desa Wisata di Sekitar IKN

14 hari lalu

Model skala Kawasan Inti Pemerintahan Pusat Ibu Kota Nusantara atau IKN. ANTARA/Aji Cakti
Sandiaga Dorong Pengembangan 5 Desa Wisata di Sekitar IKN

Sandiaga Uno menyatakan ada lima desa wisata di sekitar IKN yang akan dikembangkan oleh Kemenparekraf.