TEMPO.CO, Yogyakarta--Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) Yogyakarta meminta masyarakat mewaspadai iklan berisi iming-iming bekerja dengan mudah dan mendapatkan gaji tinggi jutaan rupiah. Sigit Indriantoro, lulusan SMA, warga Klitren Lor, Yogyakarta menjadi korban iklan yang bertajuk "Kuliah Sambil Bekerja".
Iklan tersebut sangat meyakinkan karena mengatasnamakan beberapa lembaga pendidikan, yakni Akademi Sekretari Manajemen Indonesia (ASMI), IKMII, dan Abakom.
"Saya malah dimintai uang. Bahkan dompet, handphone, ijazah, dan kartu identitas saya ditahan," kata Sigit yang melapor ke LOS DIY, Senin 3 September 2012.
Awalnya, Sigit mengetahui lowongan pekerjaan sebagai staf administrasi tersebut dari iklan di harian lokal Yogyakarta 31 Juli lalu. Iklan serupa juga ditemukan dalam pamflet-pamflet. Keahlian yang dibutuhkan adalah menguasai ketrampilan komputer dan mendapat gaji di atas upah minimum provinsi.
Sigit dinyatakan lolos seleksi dan diminta datang di kantor yang berada di Jalan Magelang Kilometer 7 pada 9 Agustus untuk wawancara. Pada 10 Agustus mendapat pesan pendek yang mengabarkan Sigit diterima kerja dan diminta datang ke kantor di Jalan Lingkar Selatan Nomor 22 Krapyak. Sigit justru diminta uang Rp 500 juta untuk biaya seragam.
"Ternyata label harga pada seragam saya hanya Rp 86 ribu atau Rp 89 ribu begitu. Saya mulai curiga," kata Sigit.
Pada 28 Agustus, Sigit diminta untuk membuat surat pernyataan. Isinya "jika saat mentoring menguntungkan diri sendiri atau tidak menyelesaikan mentoring, maka Sigit dikenakan sanksi denda senilai Rp 500 ribu-Rp 1juta lebih. Selama mentoring, Sigit diminta menyerahkan ijazah sebagai jaminan, juga tidak boleh berkomunikasi dengan keluarga dan temannya.
Janji lembaga untuk menyediakan mess selama mentoring tidak dipenuhi. Sigit disuruh tidur dalam ruangan yang hanya berupa meja kursi serta dalam kondisi pintu terbuka. Sigit sempat diajak ke Surakarta untuk mempromosikan buku-buku di sekolah-sekolah. Sigit tetap tidak mendapat mess di Surakarta, bahkan tidak disediakan makan.
Pada 30 Agustus, dompet dan telepon selularnya diminta paksa oleh pimpinan perusahaan yang tidak diketahui namanya dengan ancaman akan dipukul, jika melawan. Sigit akhirnya bisa melarikan diri pada 31 Agustus dan melapor ke LOS DIY.
"Tidak menutup kemungkinan korbannya banyak. Jadi kami minta, silahkan untuk melapor," kata Kepala Bidang Pelayanan, Investigasi, dan Monitoring LOS DIY Umi Akhiroh. Selain akan melakukan investigasi, pihak LOS juga akan mengirimkan surat panggilan untuk meminta klarifikasi pada lembaga tersebut.
Bagian Administrasi lembaga tersebut yang mengaku bernama Rita saat dihubungi berdasarkan nomor yang tertera pada iklan membenarkan lembaganya menerima lowongan. Bahkan menurut Rita, sudah banyak ayng mendaftar. "Nanti yang diterima kami tempatkan di berbagai daerah di seluruh Jawa," kata Rita.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Berita Populer:
Jokowi: Ada Instruksi Agar Yang di Sana Itu menang
83 Persen Melawan 17 Persen,Jokowi Yakin Menang
Kang Jalal pun Diancam Mati
Kisah Kang Jalal Soal Syiah di Indonesia(Bagian 2)
Indonesia Pemilik Pertama Super Tucano di ASEAN
Cerita Jalaluddin Rakhmat Soal Syiah Indonesia (Bagian I)