TEMPO.CO, Madiun - Dari dua kali persidangan kasus penyelundupan imigran asal Timur Tengah di Pantai Popoh, Tulungagung, dan Pantai Prigi, Trenggalek, Jawa Timur, terungkap peran masing-masing anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dan warga sipil yang ikut membantu.
Dalam persidangan dan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) salah satu terdakwa, Sersan Dua Ilmun Abdul Said, di Pengadilan Militer III-13 Madiun, terungkap bahwa sepanjang tahun 2011 mereka sudah lima kali menyelundupkan imigran asal Timur Tengah.
"Ada tiga lokasi, antara lain di Pantai Popoh dan Pantai Klatak, Tulungagung, serta Pantai Prigi, Trenggalek," ujar Kepala Oditur Militer Madiun, Letnan Kolonel (Chk) Upang Juwaeni, Selasa, 4 September 2012.
Pengiriman terakhir dilakukan 17 Desember 2011. Kasus ini terungkap setelah kapal yang mengangkut lebih dari 100 imigran itu tenggelam akibat dihantam ombak di perairan Prigi.
Ada lima anggota TNI AD dan tiga warga sipil yang terlibat. Lima oknum TNI AD adalah lain Sersan Dua (Serda) Ilmun Abdul Said, Sersan Dua (Serda) Cornelius Nama, Pembantu Letnan Satu (Pelda) Susiali, Sersan Kepala (Serka) Khoirul Anam, dan Kopral Kepala (Kopka) Karyadi.
Adapun tiga warga sipil adalah adalah Budi Santoso, Bambang Sugianto, dan Nuryanto. Budi merupakan pegawai negeri sipil (PNS) di Koramil Kedungwaru, Tulungagung. Sedangkan Bambang dan Nuryanto adalah nelayan Pantai Popoh, Tulungagung.
“Ilmun dan Cornelius berperan sebagai koordinator yang mengatur jaringan di lapangan,” ucap Upang. Namun dalam BAP, terdakwa Ilmun mengaku ada oknum lain di atas mereka. “Ilmun menyebut ada orang lain bernama Amin atau Amir yang disebut sebagai anggota Paspampres,” ujar Upang.
Budi yang masih saudara ipar Cornelius bekerja sama dengan Susiali, Khoirul Anam, dan Karyadi. Tiga orang ini bertugas menyewa kapal nelayan yang akan mengangkut imigran dari bibir pantai menuju kapal besar di tengah laut. “Saya didatangi Karyadi dan Khoirul Anam,” kata Bambang, dalam persidangan, Senin, 3 September 2012.
Kepada Bambang, dua orang ini berdalih menyewa kapal untuk mengangkut wisatawan asing yang akan ke Bali. Sedangkan Budi bertugas memandu rombongan imigran dari jalur darat di wilayah Kota Tulungagung menuju Pantai Popoh. “Tugas saya hanya mengantar,” tutur Budi. Para anggota TNI dan warga sipil ini mendapat imbalan jutaan rupiah sesuai dengan peran mereka.
ISHOMUDDIN
Berita lain:
Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 6)
Andik Vermansyah Pindah Ke Liga Utama Amerika
Polisi Tahan Kuasa Hukum John Kei
Panwaslu: Iklan Televisi Jokowi Masuk Pelanggaran
Jarak Tempuh Sepeda Motor Bakal Dibatasi
Doberman Ikut Jaga Hillary Clinton di Jakarta