Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Imbalan Warga Sipil Penyelundup Imigran Rp 10 Juta  

image-gnews
Puluhan peti jenazah imigran gelap korban meninggal kapal tenggelam di pantai Prigi, saat pemakaman massal di pemakaman umum Putat Jaya, Surabaya, Jumat (23/3). TEMPO/Fully Safi
Puluhan peti jenazah imigran gelap korban meninggal kapal tenggelam di pantai Prigi, saat pemakaman massal di pemakaman umum Putat Jaya, Surabaya, Jumat (23/3). TEMPO/Fully Safi
Iklan

TEMPO.CO, Madiun - Tiga warga sipil yang membantu penyelundupan imigran asal Timur Tengah di Pantai Popoh, Tulungagung, dan Pantai Prigi, Trenggalek, Jawa Timur, 17 Desember 2011 lalu, mengaku mendapat imbalan hingga Rp 10 juta. Tiga orang tersebut adalah Budi Santoso, Bambang Sugianto, dan Nuryanto.

Budi merupakan pegawai negeri sipil (PNS) di Komando Rayon Militer (Koramil) Kedungwaru, Tulungagung. Sedangkan Bambang dan Nuryanto adalah kakak beradik nelayan Pantai Popoh yang menyewakan kapal untuk mengangkut imigran menuju kapal besar di tengah laut yang akan mengangkut imigran ke Australia.

Mereka menjadi saksi bagi terdakwa anggota Tentara Nasional Angkatan Darat (TNI AD) yang disidang di Pengadilan Militer III-13 Madiun. Mereka juga menjadi terdakwa dan masih menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Tulungagung.

Seperti tertera dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), selama 2011 Budi mengaku sudah lima kali memandu rombongan imigran gelap melalui Pantai Popoh dan Pantai Klatak, Tulungagung, serta Pantai Prigi Trenggalek. “Mulai pertama sampai kelima, Budi menerima imbalan masing-masing Rp 2 juta, Rp 4 juta, Rp 10 juta, Rp 7,5 juta, dan Rp 10 juta,” kata Kepala Oditur Militer Madiun, Letnan Kolonel (Chk) Upang Juwaeni, Selasa, 4 September 2012.

Dalam pengiriman kelima, 17 Desember 2011, kapal yang mengangkut lebih dari 100 imigran tersebut tenggelam setelah dihantam ombak.

Salah satu nelayan pemilik kapal, Bambang, mengaku selama 2011 hanya dua kali menyewakan kapalnya untuk mengangkut imigran menuju kapal besar di tengah laut. Untuk tugasnya tersebut Bambang mendapat imbalan Rp 14 juta. Namun, dia hanya kebagian Rp 1,8 juta karena sisanya dibagikan ke nelayan lain yang ikut membantu.

Budi, Bambang, dan Nuryanto, menjadi saksi dalam sidang dengan terdakwa Sersan Dua Ilmun Abdul Said di Pengadilan Militer III-13 Madiun, Senin, 3 September 2012. Ilmun adalah Bintara Pembina Desa (Babinsa) di Komando Rayon Militer (Koramil) Sokobanah, Sampang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika memberikan keterangan sebagai saksi, Budi sempat berbelit-belit. Namun akhirnya Budi mengakui keterlibatannya. “Imbalan yang saya terima seperti yang tertera dalam BAP,” ucapnya.

Uang yang diterimanya ditransfer melalui rekening tersangka anggota TNI yang memberi perintah. Budi berperan memandu rombongan imigran gelap yang melalui jalur darat dari wilayah Kota Tulungagung menuju Pantai Popoh. “Niat saya membantu mereka (imigran) yang mencari suaka di Australia,” ujarnya.

Di lain pihak, Bambang dan Nuryanto tak menyangka bahwa yang mereka angkut adalah imigran gelap. Bambang mengaku sebelumnya sejumlah anggota TNI Koramil Besuki mendatangi rumahnya dan menyewa kapalnya dengan dalih untuk mengangkut wisatawan asing. Bambang tak tahu yang diangkut adalah imigran gelap asal Timur Tengah yang akan menuju Pulau Christmas, Australia. “Katanya wisatawan asing yang akan ke Bali. Kalau tahu akan ke Australia, saya pasti enggak mau,” ucap Bambang dalam persidangan kemarin.

ISHOMUDDIN

Berita lain:
Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 6)

Andik Vermansyah Pindah Ke Liga Utama Amerika

Polisi Tahan Kuasa Hukum John Kei

Panwaslu: Iklan Televisi Jokowi Masuk Pelanggaran

Jarak Tempuh Sepeda Motor Bakal Dibatasi

Doberman Ikut Jaga Hillary Clinton di Jakarta

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

18 Desember 2023

Sejumlah imigran etnis Rohingya beristirahat setelah terdampar di Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh, Minggu 10 Desember 2023. Sebanyak 180 orang imigran etnis Rohingya yang terdiri dari 53 orang laki-laki, 74 orang perempuan dan 53 orang anak-anak terdampar di pantai Desa Blang Raya. REUTERS/Stringer
Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

Keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh mulai menambah masalah. Beberapa negara telah melakukan penolakan terhadap mereka.


Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

26 Oktober 2023

Wanita Afghanistan yang tinggal di Pakistan menunggu untuk didaftarkan saat pengumpulan bukti pendaftaran di kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Peshawar, Pakistan, 30 September 2021. REUTERS/Fayaz Aziz
Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

Keputusan itu diambil setelah warga Afghanistan diketahui terlibat dalam kejahatan, penyelundupan dan serangan terhadap pemerintah dan tentara.


Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

17 Agustus 2023

Petugas mengevakuasi jasad seorang warga, setelah kapal bermuatan ratusan imigran gelap pecah di Crotone, Italia, 28 Februari 2023. REUTERS/Remo Casilli
Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

Italia mencatat ada 89.158 imigran gelap yang tiba di Negara Pizza itu periode Januari sampai Juli 2023 atau naik dua kali lipat


PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

23 Juli 2023

Giorgia Meloni. REUTERS
PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

Giorgio Meloni berusaha membentuk aliansi luas negara-negara untuk mengatasi imigran gelap dan memerangi perdagangan manusia.


Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

1 April 2023

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani (tengah) berbincang dengan salah satu Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal asal Malaysia setibanya di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis 4 Agustus 2022. Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) memulangkan 190 dari 3.200 PMI ilegal asal Malaysia dan selanjutnya dibawa ke Wisma Atlet untuk menjalani isolasi sebelum dipulangkan ke daerah asalnya. ANTARA FOTO/Fauzan
Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

Malaysia akan memulangkan 12.380 warga negara asing karena melanggar aturan keimigrasian tahun ini.


Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

6 Maret 2023

Foufana Abou, warga negara Pantai Gading yang tinggal di Tunisia dan ingin dipulangkan, menunggu bersama warga Pantai Gading lainnya di dekat kedutaan Pantai Gading di Tunis, Tunisia 27 Februari 2023. REUTERS/Jihed Abidellaoui
Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

Presiden Tunisia menolak tuduhan rasisme dan menunjukkan kemungkinan konsekuensi hukum bagi para pelaku serangan terhadap imigran ilegal.


PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

14 Desember 2022

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menghadiri acara Welcoming Dinner and Cultural Performance KTT G20 2022 di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Bali, Selasa 15 November 2022. ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Fikri Yusuf
PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

Inggris berencana menggarap undang-undang baru untuk mencegah imigran yang melintasi Selat Inggris untuk tinggal di negara itu.


46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

28 Juni 2022

Warga berkumpul saat melihat lokasi ditemukannya puluhan orang tewas di dalam truk trailer di San Antonio, Texas, AS 27 Juni 2022.  REUTERS/Kaylee Greenlee Beal
46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

Petugas menemukan "tumpukan mayat" 46 imigran gelap dan tidak ada tanda-tanda air di dalam truk, yang ditinggalkan di sebelah rel kereta api


46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

28 Juni 2022

Petugas kepolisian berjaga-jaga di lokasi ditemukannya puluhan orang tewas di dalam truk trailer di San Antonio, Texas, AS 27 Juni 2022. Sedikitnya 42 orang ditemukan tewas di dalam sebuah truk trailer pada Senin di San Antonio, Texas, Amerika Serikat.  REUTERS/Kaylee Greenlee Beal
46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

Kasus kematian 46 imigran gelap dalam kontainer di San Antonio, terungkap setelah seorang saksi men dengar ada suara teriakan minta tolong.


50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

28 Januari 2022

Sejumlah TKI Ilegal yang dipulangkan dari Malaysia menunggu untuk menjalani pemeriksaan kesehatan setibanya di Terminal Penumpang Nusantara Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 12 Juni 2020. Sebanyak 436 TKI Ilegal tersebut nantinya akan dipulangkan ke daerah asalnya di 22 provinsi. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

Polisi Malaysia menangkap 50 orang imigran gelap asal Indonesia ketika mendarat di pesisir Bagan Pasir, Selangor.