TEMPO.CO, Jakarta - Minimnya sentimen positif global serta harga saham emiten grup Bakrie yang terkoreksi cukup dalam menjadi pemberat indeks.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada penutupan perdagangan hari ini melemah 12,69 poin (0,31 persen) ke level 4.105,25. Indeks bergerak fluktuatif dan cenderung melemah, didorong minimnya sentimen positif dari bursa regional serta maraknya tekanan jual investor.
Analis PT Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, mengatakan tidak adanya sentimen positif di bursa mendorong pelaku pasar untuk merealisasikan keuntungan. “Indeks yang naik sangat signifikan selama dua hari terakhir ini memicu investor untuk melakukan aksi ambil untung,” kata Purwoko pada Selasa, 4 September 2012.
Selain itu, jatuhnya beberapa saham grup Bakrie juga turut menjadi pemberat indeks. Saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) melorot 17,9 persen menjadi Rp 78 per lembar dan diikuti PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang turun 10,8 persen menjadi Rp 660 per lembar saham. “Saham-saham tersebut turun signifikan dan menjadi market movers,” ujar Purwoko.
Dia menilai, dihentikannya perdagangan saham PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) tadi siang berdampak pada melemahnya harga saham milik grup Bakrie.
"Kegagalan BTEL dalam melunasi semua utang obligasinya yang jatuh tempo hari ini cukup berdampak pada emiten grup Bakrie, meski sebenarnya tidak berpengaruh langsung secara sektoral," kata Purwoko.
Menurut dia, investor masih menunggu perkembangan rencana stimulus bank sentral dunia untuk meredakan perlambatan ekonomi global. “Terutama setelah hasil pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) belum diiringi langkah konkret dan ini juga terjadi pada pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB),” ujarnya.
Saham yang berpindah tangan hari ini mencapai 3,99 miliar lembar saham senilai Rp 3,01 triliun dengan frekuensi 90,9 ribu kali transaksi. Hanya 76 saham menguat, 153 saham turun, serta 85 lainnya stagnan. Asing mencetak pembelian bersih Rp 22,1 miliar.
M. AZHAR | PDAT
Terpopuler:
Oktober, Tiket dan Pajak Bandara Mulai Disatukan
Standard Chartered Dukung Larangan KTA Jadi DP KPR
KAI Tingkatkan Kapasitas Angkut
Pertamax Naik, Warga Kembali Beli Premium
Kuota BBM Bersubsidi di Jakarta Habis 15 September
Impor Barang Konsumsi di Jatim Melonjak 48 Persen
Indeks Melesat 57 Poin
Pemilik Sertifikat Legalitas Kayu Minta Insentif
5 Tahun Lagi, Jakarta Punya MRT
Rupiah Melemah ke 9.575 per Dolar AS