TEMPO.CO, Cianjur - Sejumlah pengguna kendaraan yang sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax kini banyak yang kembali menggunakan Premium. Migrasi itu disebabkan oleh kenaikan harga Pertamax per 1 September 2012. Apalagi, di Cianjur, beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tidak mendapat pasokan Pertamax.
"Saya sudah hampir setahun ini biasa membeli Pertamax untuk sepeda motor dengan harapan lebih hemat. Namun, setelah harganya terus naik, ya, kembali ke bensin lagi," kata Wawan Kurniawan, 30 tahun, warga Panembong, Selasa, 4 September 2012.
Saat pertama kali menggunakan Pertamax, ujar dia, harga Pertamax masih sekitar Rp 6.000 per liter. "Tapi kemudian harganya naik dengan cepat mulai dari Rp 6.200, Rp 6.800, dan sekarang sudah jauh lebih tinggi lagi menjadi Rp 9.700 per liter."
Tambahan lagi, di beberapa SPBU, ternyata sudah tiga bulan tidak ada pasokan Pertamax. Misalnya di SPBU 34-432-07 Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, dan SPBU 34-432-09 Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang. Akibatnya, para pengendara kendaraan bermotor, terutama mobil dinas, tidak bisa membeli Pertamax.
Ramdani, salah seorang petugas di SPBU 34-432-07 Ciherang, mengaku tidak mengetahui penyebab berhentinya pasokan tersebut. “Kondisi seperti ini sebelum puasa pun sudah terjadi, sehingga terpaksa konsumen harus membeli di tempat lain,” kata Ramdani.
Soal aturan pelarangan kendaraan dinas yang tidak boleh menggunakan Premium, dia tetap menjalankan sesuai aturan yang ada. “Kami tidak memaksakan pengendara menggunakan Premium. Meskipun Pertamax tidak ada, kami tetap menolak mobil dinas membeli Premium,” ujar dia.
Siti Imas Yuliana, pengawas di SPBU 34-432-09 Cijedil, menuturkan, kekosongan Pertamax ini telah terjadi sejak lebih dari empat bulan yang lalu. Tidak adanya Pertamax ini disebabkan sedikitnya permintaan dari para pengendara.
“Sangat sedikit pengendara yang membutuhkan Pertamax. Makanya kami di SPBU ini tidak menyediakan Pertamax," ujar dia.
DEDEN ABDUL AZIZ