TEMPO.CO , Surabaya--Pengajar sejarah islam pada fakultas Adab Institut Agama Islam Negeri Surabaya, Imam Ghozali Said menilai perbedaan Syiah dan Sunni berasal dari anggapan dasar mengenai keberadaan empat sahabat nabi.
"Syiah hanya mengakui Ali, sementara Abu Bakar, Umar dan Usman dianggap zalim," kata Ghozali yang juga pengasuh Pesantren Mahasiswa An-Nur, Wonocolo, Surabaya ini, Senin 3 September 2012.
Perbedaan inilah yang setidaknya menjadikan tafsir al-quran antara Sunni dan Syiah berbeda. "Al-quranya sama, hanya tafsirnya berbeda karena Syiah hanya mengakui tafsir versi Ali," kata dosen yang mendapatkan gelar Master dari Khartoum Internasional Institute Sudan ini.
Begitupun mengenai hadist, dimana kaum Syiah hanya mengakui hadist yang berasal dari ahlul bait. Perbedaan ini, sebenarnya sudah jelas karena tidak hanya Sunni dan Syiah, melainkan penganut aliran Islam lainya.
Meski antara Sunni dan Syiah berbeda, namun banyak ritual Syiah yang sebenarnya di gunakan penganut Sunni. "Orang Sunni di Indonesia itu percaya juga pada Imam Mahdi, padahal itu teologi syiah," ujarnya.
Menurut dia, Syiah yang ada di Indonesia adalah Syiah Imamah dan sama dengan Syiah yang ada di Iran, serta Libanon. Karenanya, Ghozali menyayangkan keluarnya fatwa sesat yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sampang maupun Jawa Timur.
FATKHURROHMAN TAUFIQ
Berita lain:
Cerita Jalaluddin Rakhmat Soal Syiah Indonesia (Bagian I)
Pengungsi Syiah Sampang, Madura, Terserang Tomcat
Tabuik, Warisan Syiah tanpa Syiah
Kang Jalal pun Diancam Mati
Kang Jalal Tak Setuju Relokasi Warga Syiah, Madura