TEMPO.CO , Yogyakarta - Peneliti Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Budi S.Daryono mengembangkan bahan baku industri pembuatan kosmetik dengan kultivar yang disebut Gama Melon Parfum dan Melodi Gama 3.
Kultivar baru ini merupakan hasil persilangan antara indukan melon yang memiliki karakter ukuran buah kecil, kulit buah berwarna hijau dan terdapat ornamen unik, rasa pahit, namun memiliki aroma yang sangat wangi.
Budi menuturkan dalam satu tanaman dapat dikembangkan 4-10 buah sehingga dapat diperoleh buah dalam jumlah banyak. "Setiap satu pohon Gama Melon Parfum rata-rata bisa berbuah antara 4-10 buah dengan berat per buahnya antara 50 gram hingga empat ons," kata Budi, Selasa 4 September 2012.
Adapun masa panen Gama Melon Parfum membutuhkan waktu sekitar 55-58 hari. UGM saat ini telah memanen sekitar 6000 buah Gama Melon Parfum di Kebun Pendidikan Penelitian Pengembangan Petanian (KP4) UGM Yogyakarta.
Budi yang lama menjadi peneliti melon ini menjelaskan kultivar Gama Melon Parfum akan dilakukan karakterisasi genetik serta senyawa volatil yang terkandung di dalamnya.
Dari program ini diharapkan mampu dihasilkan benih unggul Kultivar Gama Melon Parfum yang mampu dijual ke petani serta dihasilkan pula produk parfum yang mampu dijual ke konsumen.
Ia menambahkan aroma wangi yang sangat kuat dari buah tersebut sangat berpotensi dijadikan bahan baku parfum dari bahan alam. Produk parfum yang nanti dihasilkan dapat mengurangi ketergantungan pada produk impor barang-barang kosmetik.
"Kultivar Gama Melon Parfum ini dapat dijadikan subtitusi bahan baku parfum yang selama ini berasal dari bahan sintetik yang cenderung tidak ramah lingkungan," kata dia.
Selama ini kata Budi biasanya bahan parfum mengimpor bahan-bahan sintetik asal Korea. Ketergantungan bahan industri kosmetik dalam negeri itu sampai sekarang masih menjadi salah satu kendala perkembangan bisnis ini.
"Karena bahan baku dari alam juga minim harga produk kosmetik pun tinggi," kata dia.
Dia menyebut dari Data International Cosmetics Club dipaparkan impor produk kosmetik mencapai Rp 4-10 miliar per bulan. Pada tahun 2006 impor selama setahun mencapai Rp 1 triliun. Sedangkan untuk pasaran lokal, menurut Persatuan Kosmetik Indonesia (Petosmi) omzet penjualan kosmetik bisa mencapai Rp 40 miliar untuk satu perusahaan besar per bulan.
PRIBADI WICAKSONO
Berita terpopuler lainnya:
Jangan Katakan Kalimat Ini ke Anak Anda
Doberman Ikut Jaga Hillary Clinton di Jakarta
Ronaldo Bakal Hengkang dari Real Madrid
Calo Penerimaan Pegawai Negeri Diungkap
Skandal Kecelakaan Ferrari Guncang Cina
Pelecehan Seksual Jadi ''Epidemi'' di Mesir
Membaca Utuh Kuliah Twitter Advokat Korup
Koran Korsel Minta Samsung Berhenti Jadi Pencontek
Ronaldo Girang Ditengok Sang Junior
Sisa 16 Hari Lagi, Foke-Nara Gerilya Atas-Bawah