TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution optimistis nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dapat meningkat pada sepanjang sisa tahun 2012. "Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saya prediksi menguat hingga ke kisaran 9.200-9.400 per dolar AS," ujar Darmin, Rabu, 5 September 2012.
Menguatnya nilai tukar rupiah diperkirakan masih dipengaruhi oleh gambaran ekonomi global. Ia berkata, apabila kondisi ekonomi global membaik, bisa dipastikan nilai tukar rupiah akan menguat. Pasalnya, hal itu akan mendorong arus modal yang masuk menjadi lebih tinggi.
"Pada gilirannya, arus modal masuk yang lebih tinggi akan meningkatkan surplus neraca modal dan finansial. Seiring dengan hal itu, rupiah menguat," ujar Darmin. Membaiknya ekonomi global juga diperkirakan akan menurunkan defisit transaksi berjalan sebanyak 2 persen.
Tahun depan, ia memperkirakan nilai tukar rupiah akan berkisar 9.300-9.500 per dolar AS. "Aliran modal asing yang menguat akan menopang surplus neraca modal dan finansial," katanya.
Pekan lalu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat anjlok ke level 9.584 per dolar AS, dibanding tiga hari terakhir di mana nilai tukar rupiah pada dolar AS berada di level 9.570.
Sejumlah analis mengatakan bahwa pelemahan itu masih disebabkan oleh tingginya nilai impor. Impor tak terhindarkan karena merupakan impor barang modal. Namun, analis menilai rupiah masih kompetitif dan ada potensi rebound karena masih di bawah kendali Bank Indonesia.
ISTMAN MP