TEMPO.CO , Jakarta:Anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang Hukum dan HAM Albert Hasibuan mengungkapkan Komisi Pemberantasan Korupsi harus hadir di Papua. "Keluhan masyarakat Papua, dana otonomi khusus besar tetapi tidak dirasakan oleh masyarakat. Jadi KPK harus hadir agar bisa diselidiki ada atau tidaknya penyelewengan dana Otonomi Khusus," kata Albert, saat dihubungi, Kamis 6 September 2012.
Kehadiran KPK merupakan poin rekomendasi kedua hasil kunjungan Albert ke Jayapura dan Wamena selama Senin, 3 September 2012 hingga Kamis, 6 September 2012. Rencananya, Albert akan menyusun empat poin rekomendasi untuk dimasukkan sebagai materi dialog dan komunikasi konstruktif antara pemerintah pusat, pemerintah daerah Papua dan Papua Barat serta masyarakat setempat.
Dalam kunjungannya, Albert bertemu dengan pemerintah daerah, polisi, tentara, tokoh masyarakat, Majelis Rakyat Papua, lembaga swadaya masyarakat hingga tokoh gereja. "Hasil utamanya ternyata masyarakat yang dahulu senang dengan dijadinya Papua sebagai Otonomi Khusus, sekarang sudah antipati," kata dia.
Ketiga poin rekomendasi lainnya, yaitu evaluasi otonomi khusus sejak tahun 2001, pembahasan masalah keamanan sporadis yang menyebabkan iklim ketakutan di Papua, juga penyelesaian serta penindakan pelanggaran HAM yang terjadi di bumi Cendrawasih ini. "Masyarakat Papua menyatakan otonomi khusus tidak dilaksanakan dengan baik. Ada kelemahan-kelemahan tertentu karena implementasi otsus yang tidak baik," kata dia.
Namun, Albert melanjutkan, dirinya tidak bisa menyampaikan rekomendasi ini melalui pembicaraan lintas instansi dengan KPK ataupun Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan. "Saya hanya merekomendasikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tindak lanjutnya tergantung presiden," mantan anggota Komnas HAM ini melanjutkan.
Dia pun menyimpan harapan besar dialog bisa berjalan dengan baik nantinya. "Presiden Yudhoyono telah menyatakan agar Papua dibangun dengan hati. Dengan begitu pejabat pusat maupun daerah jangan main-main, jangan sampai terulang," dia menambahkan.
ARYANI KRISTANTI
Berita Terpopuler
Hari Ini Sidang Perdana Angelina Sondakh
PDIP: Wayan Koster Siap Bersaksi dalam Kasus Angie
Raja Kembar Paku Alam Memusingkan DPRD Yogyakarta
Kerugian Rumah Salah Sasaran Densus 88 Ditanggung
Rustriningsih Segera Tantang Bibit di Pilgub
Tersangka Teror Solo Minta Maaf