Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Munir "Nembak" Suciwati Saat Naik Sepeda Motor

image-gnews
Suciwati. TEMPO/ Cheppy A. Muchlis
Suciwati. TEMPO/ Cheppy A. Muchlis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai aktivis, Munir jago orasi kala berdemonstrasi di jalan. Ia berani mengkritik pemerintah dan militer dengan lantang. Tapi, bicara soal perasaan, ternyata pejuang hak asasi manusia ini sangat berhati-hati.

Adalah Suciwati yang menceritakan kisah cinta mereka. Menurut Suci, awal kedekatan mereka hingga akhirnya berpacaran dan memutuskan menikah melalui proses yang panjang. Kisah lucu saat almarhum Munir mulai serius dan hendak menyatakan perasaannya pun masih dikenangnya.

"Dia menjajaki dan memancing pendapat saya tentang arti cinta pertama," ujar Suci mengenang saat bercerita kepada Tempo, Kamis, 6 September 2012. Dengan santai, Suci menjawab bahwa cinta itu adalah proses yang tidak langsung jadi begitu saja.

Tak berhenti di situ, Munir bertanya lagi. Ia menanyakan pendapat Suci jika ada seorang lelaki memberikan perhatian kepadanya dengan mengajak makan dan nonton bareng. "Menurutmu, orang itu pacar atau bukan?" ujarnya meniru kalimat Munir saat itu.

"Saya bilang enggaklah, buat saya, orang baik dan perhatian enggak bisa dibilang pacar. Selama dia tidak pernah menyatakan, ya bukan," kata dia.

Beberapa waktu berselang, mereka bertemu lagi dalam sebuah acara diskusi tentang buruh di Malang, Jawa Timur. Seusai acara, seperti biasa, mereka berboncengan untuk mencari tempat makan. Saat itulah Munir menyatakan perasaannya kepada Suciwati.

"Ngomongnya di mana coba? Di atas motor. Seharusnya ya motornya berhenti dulu terus dia ngomong," ujarnya tertawa lepas. Yang menarik, Munir minta Suci tidak langsung memberi jawaban saat itu juga. Ia meminta waktu seminggu dan berjanji akan datang lagi ke Malang untuk menegaskan pernyataannya itu. "Dia bilang mau salat dulu. Dahsyat enggak, sih? Satu minggu kemudian, dia datang lagi dan bilang sudah salat dan memang yakin atas perasaannya," kata Suci.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Suci menerima pernyataan cinta Munir, tapi dengan syarat. Ia menegaskan, hubungan keduanya tak boleh mengganggu pekerjaan mereka sebagai aktivis dalam mengadvokasi dan memperjuangkan hak-hak buruh Surabaya saat itu. "Kami sepakat, dalam pekerjaan harus tetap profesional," kata dia.

Akhirnya, meski menjalani pacaran "putus-nyambung" selama empat tahun, ternyata jodoh tetap menyatukan mereka berdua. Munir dan Suciwati menikah tahun 1996 dan dikaruniai dua anak: Alif Allende dan Diva Suukyi.

Sayangnya, delapan tahun lalu, Munir dipanggil Yang Kuasa lebih dulu. Ia tewas diracun ketika menumpang pesawat Garuda Indonesia pada 7 September 2004. Kala itu, usia Munir 38 tahun dan menjabat sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia, Imparsial. Pembunuh Munir, pilot Garuda bernama Pollycarpus Budihari Priyanto, dihukum 20 tahun penjara. Tapi dalang utama pembunuhan Munir sampai sekarang belum dihukum.

MUNAWWAROH

Berita Terpopuler:
Wanita Teman Telanjang Pangeran Harry Ditahan

Ribuan Pendukung Hartati Kepung KPK

Cari Donasi demi Tonton Eksekusi Pemerkosa Anaknya

40 Jenis Mobil Akan Dilarang Minum BBM Bersubsidi

Keputusan Arsenal Jual Van Persie-Song, Disesali

Sejumlah Tokoh Siapkan Mahfud MD Jadi Capres

Zulkarnaen Minta Sebutan Korupsi Al Quran Direvisi

Mau Sehat, Jangan Makan Camilan Ini

Tes Mamografi Malah Menyebabkan Kanker

Blatter: Ronaldo Jenderal, Messi Pesulap

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

5 hari lalu

Istri mendiang aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib, Suciwati tiba di Gedung Komnas HAM, Jakarta, Jumat 15 Maret 2024. Suciwati akan diperiksa oleh tim ad hoc bentukan Komnas HAM, untuk mengusut dugaan pelanggaran HAM berat dalam kasus kematian aktivis Munir Said Thalib. TEMPO/Subekti
Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

Suciwati mengatakan Komnas HAM hanya memeriksa 3 saksi dalam waktu satu tahun tiga bulan dalam penyelidikan kembali kematian Munir.


Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

6 hari lalu

Aktivis Hak Asasi Manusia, Suciwati, istri dari Munir Said Thalib memberikan orasi saat Peringatan 19 Tahun Pembunuhan Munir di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis 7 September 2023. Kasus pembunuhan terhadap Munir adalah kasus yang sangat penting untuk terus diperingati dan diperjuangkan keadilannya hingga tuntas, sampai dalangnya diproses hukum. TEMPO/Subekti.
Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) mendesak Komnas HAM menetapkan kasus pembunuhan Munir Said Thalib sebagai pelanggaran HAM berat


Suciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan

13 hari lalu

Aktivis Hak Asasi Manusia, Suciwati, istri dari Munir Said Thalib memberikan orasi saat Peringatan 19 Tahun Pembunuhan Munir di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis 7 September 2023. Kasus pembunuhan terhadap Munir adalah kasus yang sangat penting untuk terus diperingati dan diperjuangkan keadilannya hingga tuntas, sampai dalangnya diproses hukum. TEMPO/Subekti.
Suciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan

Istri aktivis HAM Munir, Suciwati desak ada pengadilan HAM ad hoc untuk kematian suaminya. Ia menuntut presiden buktikan janji untuk menuntaskannya.


Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

13 hari lalu

Suciwati, istri Munir Said Thalib, saat ditemui usai diperiksa di kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

Suciwati, istri dari Munir berharap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap suaminya segera tuntas.


Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

13 hari lalu

Istri mendiang aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib, Suciwati tiba di Gedung Komnas HAM, Jakarta, Jumat 15 Maret 2024. Suciwati akan diperiksa oleh tim ad hoc bentukan Komnas HAM, untuk mengusut dugaan pelanggaran HAM berat dalam kasus kematian aktivis Munir Said Thalib. TEMPO/Subekti
Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

Komisi Aksi Solidaritas untuk Munir desak Komnas HAM segera tuntaskan kasus pembunuhan Munir Said Salib pada 7 September 2004.


Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

14 hari lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.


Istri Munir Termasuk 50 Tokoh Kirim Surat ke Partai Politik Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Suciwati Khawatirkan Ini

18 hari lalu

Aktivis Hak Asasi Manusia, Suciwati, istri dari Munir Said Thalib memberikan orasi saat Peringatan 19 Tahun Pembunuhan Munir di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis 7 September 2023. Kasus pembunuhan terhadap Munir adalah kasus yang sangat penting untuk terus diperingati dan diperjuangkan keadilannya hingga tuntas, sampai dalangnya diproses hukum. TEMPO/Subekti.
Istri Munir Termasuk 50 Tokoh Kirim Surat ke Partai Politik Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Suciwati Khawatirkan Ini

Istri Munir, Suciwati termasuk dari 50 tokoh yang kirimkan surat kepada ketua umum partai politik untuk ajukan hak angket DPR. Ini alasannya mendukung


Profil Arief Sulistyanto, Eks Kabareskrim yang Pernah Usut Kasus Munir jadi Komisaris ASABRI

22 hari lalu

Kepala Lemdiklat Polri Komisaris Jenderal Arief Sulistyanto bertemu perwakilan LPDP membahas program S2 untuk polisi.
Profil Arief Sulistyanto, Eks Kabareskrim yang Pernah Usut Kasus Munir jadi Komisaris ASABRI

Profil Arief Sulistyanto yang diangkat Erick Thohir jadi Komisaris ASABRI.


Aksi Kamisan 17 Tahun, Suciwati Tak Berhenti Tuntut Keadilan untuk Kematian Aktivis HAM Munir

19 Januari 2024

Anggota Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) yang juga istri aktivis HAM Munir Said Thalib, Suciwati berpose saat Aksi Kamisan ke-744 di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 15 September 2022. Teka-teki pembunuhan Munir di atas pesawat Garuda Indonesia pada 7 September 2004 masih belum terungkap sepenuhnya. SANTARA/Sigid Kurniawan
Aksi Kamisan 17 Tahun, Suciwati Tak Berhenti Tuntut Keadilan untuk Kematian Aktivis HAM Munir

Aksi 17 tahun Aksi Kamisan kemarin dilakukan. Salah satu aktivis yang kerap mengikuti gerakan tuntut keadilan yaitu Suciwati, istri aktivis HAM Munir.


Mengingat Asal-usul Aksi Kamisan yang Sudah Mencapai 17 Tahun

18 Januari 2024

Peringatan 17 tahun Aksi Kamisan di depan Istana Presiden, Jakarta Pusat pada Kamis, 18 Januari 2024. Tempo/Novali Panji
Mengingat Asal-usul Aksi Kamisan yang Sudah Mencapai 17 Tahun

Setiap Kamis sore sejak 18 Januari 2007, Aksi Kamisan menuntut negara menuntaskan kasus hak asasi manusia atau HAM berat di Indonesia.