TEMPO.CO, Jakarta - Munir sebagai seorang ayah adalah sosok yang selalu hidup di hati dua putranya. "Aku setiap hari, setiap waktu, tidak pernah habis cerita soal almarhum," ujar Suciwati yang ditemui dalam perjalanan Kamisan di Istana Negara, Kamis, 6 September 2012.
Munir Said Thalib, pegiat hak asasi manusia itu tewas diracun dalam perjalanan udara ke Belanda, 7 September 2004. Ia berencana mengambil master di bidang hukum, meninggalkan Suciwati bersama dua anaknya di Indonesia. Namun ternyata, ia harus mengakhiri perjalanan hidupnya di pesawat Garuda.
Menurut Suciwati, setiap saat, Diva Suukyi dan Alif Allende selalu bertanya tentang sosok abah mereka. "Pagi-pagi begini, apa sih yang dilakukan abah, semua dia tanya, dan itu sangat lumrah," ujar perempuan yang juga aktivis buruh dan korban penghilangan paksa ini.
Apalagi, ia melanjutkan, Munir semasa hidup sangat dekat dengan dua buah hatinya. Si sulung yang ditinggal Munir pada usia enam tahun masih mengingat jelas sosok pria asal Malang itu. "Munir setiap liburan selalu bersama, dia selalu mengantar ke sekolah," tutur Suciwati.
Meski jasadnya sudah tak ada, sosok Munir sangat mudah dan dekat dengan kedua anaknya. "Anakku udah pinter-pinter, sekarang sudah kenal namanya Internet, informasi bisa masuk dari siapa saja," ujar Suciwati. Jadi, meski tak dapat cerita dari ibunya, dunia maya, teman-teman ayah dan ibunya, serta kerabat jadi sumber putra dan putri Munir mengenang ayahnya.
Sosok Munir, Suciwati melanjutkan, tidak pernah menjadi beban bagi mereka. "Saya tidak pernah membebani anak harus seperti abah, biarkan mereka jadi diri sendiri," kata dia. Kalaupun nanti anak-anak ingin jadi tentara, ingin jadi aktivis, terserah saja.
"Asal dilakukan pakai hati dan profesional," kata. Tapi tampaknya tentara 'lewat' jadi cita-cita mereka. Sebab, kata dia, tentara itu ada kekerasan yang mereka tangani. Adapun putra dan putri mereka sudah dididik dan memahami konsep anti-kekerasan.
DIANING SARI
Berita Terkait
EDISI KHUSUS: Sewindu Munir
Jika Saja Munir Punya Akun Twitter
Diidolakan Munir, Ini Komentar Iwan Fals
Aktivis Aceh Usulkan Munir Jadi Pahlawan
Kisah Munir dan Motor Tuanya