TEMPO.CO, Depok - Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Untung Suharsono Radjab belum memastikan motif dari pemilik senjata dan sejumlah bahan peledak di sebuah rumah lokasi ledakan di Depok, Jawa Barat. "Kami akan mengaitkan semua dulu, baru kami akan membuka ini motifnya apa," katanya setelah meninjau lokasi ledakan, Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara di Jalan Nusantara, RT 04 RW 13, Beji, Depok, Sabtu, 9 September 2012.
Ledakan bom disusul rentetan suara reruntuhan terjadi di rumah Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara, pukul 21.00. Akibatnya, satu orang terluka parah dan dua orang mengalami luka ringan.
Dari olah TKP, tim Gegana Mabes Polri menemukan tiga senjata api, bom aktif, dan sejumlah bahan peledak di dalam Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara tersebut. Tiga senjata yang ditemukan adalah satu pistol bareta dan dua pistol pinggang nitro liur.
Menurut Untung, kepolisian akan menunggu hasil olah tempat kejadian perkara dan penyidikan lebih lanjut untuk menentukan apa sebenarnya yang terjadi. Polisi masih harus menganalisis jenis bahan peledak dan mengkaitkannya dengan barang bukti lain. "Baru kami akan menyimpulkan apa yang terjadi," katanya.
Apakah ada kaitannya dengan teroris? Untung menjawab dengan kalimat sama. Namun, ia mengatakan itu patut dicurigai. "Kami analisis dulu barang yang ditemukan dan menentukan korbannya siapa," katanya.
Sampai saat ini, polisi masih memeriksa sekitar enam saksi, satu di antaranya adalah orang yang berkaitan dengan kepemilikan barang bukti. Sementara itu, saksi kunci yang juga diduga sebagai tersangka masih menjalani perawatan intensif di RS Polri Keramat Jati. Lima saksi lainnya adalah tiga orang tetangga rumah yang meledak, Ketua RT setempat dan ibu RT.
ILHAM TIRTA
Berita Terkait
Jalan Nusantara Depok Ditutup Hingga Besok
Korban Ledakan Dipindah ke RS Polri Kramat Jati
Polisi Periksa 6 Saksi Ledakan Bom di Depok
Polisi Temukan Senjata dan Bom Aktif di Depok
Ada 5 Tamu Sebelum Rumah di Depok Meledak