TEMPO.CO, Banyuwangi - Sosok Munir tak akan pernah hilang dari ingatan ratusan petani di Kampung Bongkoran, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur yang bergabung dalam Organisasi Petani Wongsorejo Banyuwangi (OPWB).
Ketua OPWB Yateno mengatakan Munir pernah mendampingi petani yang terlibat sengketa tanah dengan perkebunan randu PT Wongsorejo. Pada 2001, Munir yang menjabat Direktur Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) datang ke kampung itu. Ketika itu, para petani terancam diusir dari kampungnya dan harus berhadapan dengan ratusan Brigade Mobil (Brimob).
Benturan fisik pun terjadi. Serentetan tembakan mengenai petani. "Ada yang tertembak di kaki dan punggung. Saya dan dua petani ditahan," kata Yateno kepada Tempo, Minggu, 9 September 2012.
Namun berkat kegigihan dan keberanian Munir, pengusiran itu gagal. Ratusan petani tetap bertahan di tanah yang telah ditempatinya bertahun-tahun. "Tiga hari tiga malam, Munir bersama kami," katanya mengenang peristiwa itu.
Yateno bercerita, 216 hektare dari HGU PT Wongsorejo seluas 603 hektare merupakan milik petani. Sejak tahun 1950-an petani telah menempati lahan tersebut secara turun-temurun untuk pemukiman dan bercocok tanam.
Tiga tahun kemudian komunikasi bersama Munir masih berlangsung intensif. Hingga pada 2004, kabar kematian Munir menyulut duka mendalam bagi petani. "Tidak ada yang mampu menggantikan Munir," kata dia.
IKA NINGTYAS
Berita Lainnya:
Malam Ini, Jokowi Wisata Kuliner Bakso Kotak-Kotak
Polisi Kejar Pencopet Smartphone Menteri Amir
Fasilitas buat Atlet PON Payah, buat Wartawan Wah
Nonton Matah Ati, Jokowi Pilih Lesehan
Perempuan Turki Penggal Kepala Pemerkosanya
Restoran Campur-campur ala Shanghai