TEMPO.CO , Pekabaru:Tim menembak DKI Jakarta masih belum mendapat tempat peristirahatan yang layak dan nyaman di Pekan Olahraga Nasional XVIII. Manajer Tim Menembak DKI Jakarta, Fahira Idris, tim menembak DKI terdiri 22 penembak beserta enam ofisial.
"Kami kini menempati wisma yang ditinggalkan oleh Tim Polo Air karena banyak debu dan pengap," kata dia kepada Tempo, Sabtu, 8 September 2012. "Sekarang kami bingung, tempatnya jauh dari venue menembak, sedangkan transportasi belum terjamin, termasuk mobil box untuk mengangkut senjata."
Jumat kemarin, Fahira bercuap-cuap di akun media sosial twitter mengeluhkan pelayanan Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional XVIII Riau. Ia beserta seluruh awak tim kebingungan mencari tempat menginap selama enam jam hingga malam hari. Panitia pendamping, 'liason officer', yang ikut bersama tim pun menyerah. Akhirnya, tim terpaksa menginap di rumah singgah Kontingen DKI Jakarta.
Bukan hanya soal tempat peristirahatan yang menjadi masalah, Fahira mengatakan hingga kini belum juga diberikan fasilitas gudang penyimpanan senjata. "Kemana-mana kami membawa 35 pucuk senjata dan 4.500 butih peluru, ini sangat berbahaya," kata dia.
Menurut Fahira, idealnya, sesuai peraturan yang dikeluarkan Markas Besar Kepolisian RI, seluruh senjata yang dibawa atlet disimpan dalam gudang yang dikunci dan dijaga petugas keamanan. "Kami terpaksa memilih membawa senjata-senjata tersebut karena gudang senjata tidak ada gemboknya dan tidak ada petugasnya," tuturnya.
Baca Juga:
Ketua Konsorsium Akomodasi Atlet PON Riau 2012, Ondy Sukmara, menyatakan baru mengetahui permasalahan Tim Menembak DKI Jakarta. Meskipun begitu, ia langsung memberikan saran. "Coba datang ke Wisma Atlet di Kecamatan Rumbai," katanya kepada Tempo.
Ondy mengatakan, Wisma Atlet di Rumbai sebelumnya memang penuh karena ditempati para atlet wakil Jawa Barat. Namun kini sudah kosong karena atlet-atlet tersebut pindah tempat peristirahatan.
"Ada tujuh kamar yang bisa dipakai, satu kamar bisa dipakai tiga orang. Ukuran kamarnya besar," tutur Ondy. Di Wisma Atlet sudah ada petugas pendamping liason officer yang siap membantu dan bisa mengarahkan. "Coba langsung datang saja ke sana, para petugas pasti membantu."
Adapun gudang senjata, Ondy mengatakan ada "gudang kecil" di lantai dua Wisma Atlet yang bisa dipakai untuk menyimpan 35 pucuk senjata beserta 4.500 butir peluru. "Tempat tersebut bisa dijaga petugas keamanan, sehingga tak perlu khawatir lagi," tutur dia.
MUHAMAD RIZKI
Berita PON Terkait
Korban Kanopi Tenis Ambruk Dibawa ke Rumah Sakit
Kanopi Stadion Tenis PON Ambruk
Jambi Janjikan Rp 150 Juta untuk Atlet Peraih Emas
Pembangunan Venue Menembak Rampung 5 September
Kontingen PON Mulai Berdatangan di Pekanbaru