TEMPO.CO, Jakarta - Dua anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Mandiri Sekuritas dan Mandiri Management Investasi, tengah menunggu izin pembukaan kantor operasional di Singapura.
"Kami sedang menunggu lisensi dua anak usaha dapat menawarkan produk di Singapura," ujar Direktur Finance & Strategic Bank Mandiri Pahala N. Mansury, kemarin.
Dengan keluarnya izin usaha, menurut dia, produk berupa saham dapat segera dijual kepada investor yang berbasis di Singapura. Selama ini, penjualan saham, obligasi, maupun surat berharga nasional (SBN) untuk pasar Singapura membutuhkan agen penjual.
"Kalau dapat, kami tidak perlu lagi agen penjual. Untuk awal, kami akan menawarkan penjualan saham klien kami. Baru setelah itu obligasi dan SBN," kata dia.
Ia menuturkan, saat ini, saham perusahaan di Indonesia masih menarik bagi investor asing. Sedangkan obligasi belum terlalu diminati karena jumlah obligasi korporasi masih terbatas.
Semula, Mandiri berharap, lisensi dapat keluar pada Oktober tahun ini. Tapi, karena sulit terealisasi, Mandiri menargetkan setidaknya lisensi dari otoritas Singapura segera dikeluarkan sebelum akhir tahun.
Jika lisensi telah didapatkan, Mandiri Management Investasi pun akan segera membentuk anak usaha. Pahala mengatakan investasi awal pembentukan anak usaha di Singapura itu akan membutuhkan dana US$ 2-4 juta.
Selain itu, perusahaan juga berharap dapat membuka kantor cabang di Malaysia. Pahala menyebutkan, bisnis Bank Mandiri di Malaysia yang ada saat ini hanya fokus di remmittance office atau transaksi pengiriman uang ke Indonesia.
Ke depannya, dia ingin izin membuka anak usaha di Malaysia dapat terbuka lebar. "Terutama di bidang retail, dan bisa menyalurkan kredit secara retail pula," katanya.
SUTJI DECILYA