TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) ancam mengadukan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Badan Artbitrase Olahraga Indonesia (BAORI) ke jalur hukum. Tindakan itu diambil menyusul sengkarut cabang sepak bola di ajang PON, yang melibatkan tim Jawa Barat versi Bambang Sukowiyono, Jambi versi Bujang Nasril, dan Kalimantan Selatan.
Sengkarut itu sendiri berawal dari keputusan BAORI yang memenangkan tiga tim tersebut untuk berlaga di PON. Sedangkan menurut PSSI, tiga tim itu tidak berhak berlaga di cabang sepak bola PON.
"Panitia Besar PON ngotot menyertakan Kalimantan Timur, padahal di technical meeting masalah sudah selesai, bahwa Kalimantan Selatan yang bermain. Tidak mungkin mempertandingkan tim yang didiskualifikasi, makanya Saleh Mukaddar (Deputi Sekjen bidang Kompetisi) tidak memberi izin," kata Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, Senin sore, 10 September 2012.
"Kami sangat serius mendukung PON. Tapi ternyata ada upaya meminggirkan PSSI. Kami mensinyalir seperti itu," Djohar menambahkan.
Bukti keseriusan PSSI mendukung PON, kata Djohar, terlihat dari keputusan organisasinya menyediiakan 75 orang perangkat pertandingan (PP). "Nama-nama itu sudah kami sampaikan ke Pengurus Besar PON. Tapi sampai sekrang kami belum terima Surat keputusan (SK) pengangkatan mereka," ujar Djohar lagi.
Baca Juga:
Djohar juga mengkritik sikap PB PON yang mengusir PP di lokasi pertandingan di Rengat dan Kuantan Senggigi. "PON sidah dicampuri pihak yang tak berwenang. Ada skenario merusak nama PSSI. Tak menggubris kami, tapi mengakomodir anggota yang tidak resmi," ujarnya.
"Makanya kami akan tempuh upaya hukum untuk selesaikan masalah ini. Kami melihat KONI seperti tidak ingin terlibat selesaikan masalah," kata Djohar.
ARIE FIRDAUS