TEMPO.CO, Palu - Ne Maeka (Jangan Takut) Itulah kata pertama yang terlontar dari mulut Noval Kurniawan, atlet Provinsi Sulawesi Tengah, begitu memastikan diri merebut medali emas dalam nomor lompat jauh PON XVIII di Stadion Kaharuddin Nasution, Rumbai, Senin, 10 September 2012.
Sejurus kemudian, Noval dengan gaya rambut pirang mencopot kedua sepatunya lalu melemparkan ke udara sebagai ekspresi kegembiraannya menjadi yang terbaik. Sang pelatih, Supardin, yang sempat dibuat harap-harap cemas langsung menyambut dengan pelukan penuh kegembiraan.
Ketua Umum KONI Sulteng, H. Anwar Ponulele, menyambut keberhasilan Noval dengan sukacita. "Luar biasa. Ini sangat membanggakan Kontingen Sulawesi Tengah. Kami harapkan ini jadi motivasi bagi atlet lain," ujar Anwar Ponulele via telepon.
Sukses yang diraih Noval Kurniawan memang diluar dugaan karena KONI Sulteng sebelumnya hanya membebani target meraih medali. Terlebih dalam PON XVIII ini, Noval merupakan atlet termuda dan bersaing dengan atlet lainnya yang punya prestasi jauh lebih bagus. Namun fakta berbicara lain. Noval dengan penuh percaya diri mampu tampil sebagai yang terbaik.
Saat babak penyisihan yang diikuti 16 atlet, Noval menduduki peringkat kedua. Namun setelah memasuki babak final yang diikuti delapan atlet, Noval tampil luar biasa. Saat lompatan pertama, Noval meraih catatan 7,48 meter. Raihan itu lebih baik satu centimeter dengan yang lompatan atlet Maluku, Rikwan Walerubun, saat babak penyisihan yang meraih 7,47 centimeter.
Baca Juga:
Atlet Indonesia di SEA Games di Palembang beberapa waktu lalu, Asril, yang kali ini memperkuat provinsi Bangka Belitung hanya mampu duduk di peringkat ketiga dengan catatan lompatan 7,42 meter sekaligus meraih medali perunggu.
Dengan raihan satu medali emas ini membuat kontingen Sulawesi Tengah terdongkrak posisinya dan kini masuk sepuluh besar.
DARLIS