TEMPO.CO , Malang: Pelajar, mahasiswa, dan seniman Malang bakal meramaikan Festival Kendedes pada 12-14 Oktober 2012. Sejumlah perwakilan mahasiswa dan seniman dari berbagai negara juga terlibat. Mereka bakal mengenakan pakaian tradisional Jawa yang dikenakan Kendedes.
"Ada yang berkonsep perpaduan etnik dan modern," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Ida Ayu Wahyuni, Ahad, 9 September 2012. Perwakilan luar negeri yang datang berasal dari Prancis, Norwegia, Jepang, dan Belanda.
Festival ini diselenggarakan untuk kedua kalinya. Selain melestarikan budaya, pergelaran juga bertujuan meningkatkan kunjungan wisata ke Malang.
Sebanyak 50 tim bakal hadir meramaikan festival di jalan Ijen sampai Simpang Balapan. Jumlah peserta dibatasi setelah tahun lalu diikuti 80 tim. Festival juga diramaikan kesenian tradisional Malang. Ada pula pameran produk unggulan Kota Malang seperti aneka kerajinan, seni, dan produk kreatif lain.
Festival ini bertema past to future. Pendaftaran peserta dibuka mulai 17 September-6 Oktober. Pelaksana Festival, Mukhlis Heigel, menjelaskan festival merupakan parade figur Kendedes dan Ken Arok. Sebelumnya, penyelenggara berziarah ke situs Kendedes di Kelurahan Polowijen. “Peserta berpasangan, sosok Ken Arok dan Kendedes," kata Mukhlis.
Sosok Raja Singhasari Ken Arok dan istrinya, Kendedes, dikenal luas. Kedua sosok menjadi identitas Kota Malang, sebuah patung Kendedes ukuran raksasa berdiri di pintu masuk Kota Malang dari Surabaya. Seolah menyapa siapa pun yang datang ke Malang.
EKO WIDIANTO
Berita lain:
Di YouTube, Tim Jokowi Kritik Parameter Kemiskinan
Rijkaard Terpukau dengan Permainan Spanyol
Besar Peluang Gumilar Terpilih Jadi Rektor UI
Hari Ini, Jokowi Kembali Sambangi Warga Ibukota
Jokowi Yakinkan Pemilih Lewat Youtube