TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Matematika Institut Teknologi Bandung, Iwan Pranoto, menilai rencana pemerintah membuat 20 variasi soal ujian nasional sebagai hal yang mustahil. "Membuat dua soal yang sama saja sulit sekali, apalagi 20. Ini mudah dikatakan tetapi sulit dikerjakan," katanya kepada Tempo, Selasa, 11 September 2012.
Dikatakan Iwan, paket soal ujian nasional yang berbeda pun harus memiliki tingkat kesulitan yang sama. Tujuannya, agar tak ada siswa yang diuntungkan maupun dirugikan dari jenis soal yang berbeda.
Pendapat serupa juga disampaikan pemerhati pendidikan dari Education Forum, Elin Driana. Dia mengatakan variasi soal yang dibuat pemerintah untuk memperketat pengawasan Ujian Nasional 2013 harus dipastikan memiliki tingkat kesulitan yang setara.
Soal UN yang berdampak besar bagi siswa harus dibuat dengan berbagai pertimbangan. “Setidaknya ada empat aspek yang harus diperhatikan yakni reliabilitas, validitas, tingkat kesulitan yang sama, dan tidak bias,” kata Elin.
Keempat aspek tersebut menurut dia perlu diperhatikan benar agar soal, meski berbeda paket, tetap setara. “Pemerintah harus bisa menunjukkan bahwa meskipun paket soalnya berbeda, tetapi kedua puluh paket soal itu tingkat kesulitannya sama,” tutur Elin.
Rencana membuat variasi soal UN hingga 20 jenis disampaikan kemarin, Senin, 10 September, oleh Menteri Pendidikan Muhammad Nuh dalam rapat kerja dengan Komisi Pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat. Pengetatan tersebut dilakukan terkait rencana pemerintah mengintegrasikan hasil ujian sebagai instrumen masuk perguruan tinggi. “Jadi tak mungkin menyontek karena setiap peserta dalam satu kelas soalnya berbeda,” kata Nuh.
ANGGRITA DESYANI