Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyidikan Kasus Imigran Tak Sentuh Bos Besar

image-gnews
Sebanyak 120 imigran gelap asal Iran, Irak dan Afganistan berkumpul di geladak kapal tangker HM Hermia yang sandar di Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Banten, Senin (9/4). ANTARA/Asep Fathulrahman
Sebanyak 120 imigran gelap asal Iran, Irak dan Afganistan berkumpul di geladak kapal tangker HM Hermia yang sandar di Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Banten, Senin (9/4). ANTARA/Asep Fathulrahman
Iklan

TEMPO.CO, Madiun - Penyidikan hingga proses peradilan perkara penyelundupan imigran gelap yang melibatkan lima oknum Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) di Jawa Timur tak menyentuh bos besar yang menjadi otak penyelundupan.

Dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang disusun Polisi Militer maupun fakta persidangan belum terungkap siapa dalangnya meskipun muncul sejumlah nama.

Dalam proses persidangan di Pengadilan Militer Madiun yang saat ini masih berlangsung, hanya mengungkap jaringan sindikat di tingkat bawah atau yang bertugas di lapangan, yakni mengatur teknis dan pembagian dana operasional serta upah anggota sindikat.

Sindikat di level bawah ini melibatkan lima oknum TNI AD kelas bintara, yakni Sersan Dua Ilmun Abdul Said, Sersan Dua Kornelius Nama, Kopral Kepala Karyadi, Pembantu Letnan Satu Susiali, dan Sersan Kepala Khoirul Anam. Mereka bekerja sama dengan sejumlah warga sipil yang kini diadili di Pengadilan Negeri Tulungagung dan akan dijatuhi vonis hari ini, Rabu, 12 September 2012.

Ilmun adalah Bintara Pembina Desa (Babinsa) Komando Rayon Militer (Koramil) Sokobanah, Sampang. Kornelius tercatat sebagai Babinsa Koramil Bluto, Sumenep. Sedangkan Karyadi, Susiali, dan Khoirul merupakan Babinsa Koramil Besuki, Tulungagung.

Mereka terlibat penyelundupan ratusan imigran gelap asal Timur Tengah yang akan diberangkatkan ke Australia melalui sejumlah pantai di Jawa Timur selama 2010-2011, yang diberangkatkan melalui Situbondo, Tulungagung, dan Trenggalek. Dalam setiap pemberangkatan, Ilmun berperan sebagai koordinator lapangan dan pembagi dana. Sedangkan Kornelius dan kawan-kawan memandu dan menyiapkan operasional di lapangan sebelum imigran berlayar ke Australia.

Kepala Oditur Militer Madiun, Upang Juwaeni, menuturkan sebagai penuntut umum hanya berwenang menuntut para terdakwa berdasarkan BAP Polisi Militer dan fakta persidangan. “Tugas Polri dan Polisi Militer untuk mengembangkan jika ada jaringan di atasnya,” katanya, Rabu, 12 September 2012.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam BAP dan beberapa kali sidang, terdakwa Ilmun sempat menyebut sejumlah nama. “Saya menerima order dari kakak saya dan katanya ini pengiriman wisatawan asing,” ujarnya dalam sidang, Selasa, 11 September 2012. Kakak kandungnya, Aziz Abdul Said, adalah warga sipil asal Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Selain Aziz, ada nama yang disebut Ilmum berkerja sebagai anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Namun, Ilmun mengaku belum pernah bertemu dengan orang ini dan hanya berhubungan melalui telepon atas perantaraan Aziz.

Ilmun juga menyebut nama Asep alias Ciprut, warga sipil. Anggota Paspampres dan Asep dia sebut sebagai koordinator yang memberi perintah dari Jakarta.

Menurut Upang, aparat pernah memburu Aziz namun sampai sekarang belum ditemukan. Pihak Oditur Militer juga tidak yakin dengan nama yang disebut-sebut sebagai anggota Paspampres. “Kami nggak tahu apakah dia benar-benar anggota Paspamres atau hanya mengaku-ngaku saja,” ujar Upang.

ISHOMUDDIN

Terpopuler:
Kepergok Plesiran di Denmark, Anggota DPR ''Ngeles'' 

Wa Ode: Fakta Sidang Mirwan Terlibat

''Yang Bilang Ical Bukan Capres Golkar, Zalim'' 

Kritik Guru di Facebook, Siswa SMA Dikeluarkan

UN Gantikan Ujian Seleksi Masuk Universitas

Mr. X Menderita Luka Bakar Stadium IV

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

18 Desember 2023

Sejumlah imigran etnis Rohingya beristirahat setelah terdampar di Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh, Minggu 10 Desember 2023. Sebanyak 180 orang imigran etnis Rohingya yang terdiri dari 53 orang laki-laki, 74 orang perempuan dan 53 orang anak-anak terdampar di pantai Desa Blang Raya. REUTERS/Stringer
Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

Keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh mulai menambah masalah. Beberapa negara telah melakukan penolakan terhadap mereka.


Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

26 Oktober 2023

Wanita Afghanistan yang tinggal di Pakistan menunggu untuk didaftarkan saat pengumpulan bukti pendaftaran di kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Peshawar, Pakistan, 30 September 2021. REUTERS/Fayaz Aziz
Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

Keputusan itu diambil setelah warga Afghanistan diketahui terlibat dalam kejahatan, penyelundupan dan serangan terhadap pemerintah dan tentara.


Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

17 Agustus 2023

Petugas mengevakuasi jasad seorang warga, setelah kapal bermuatan ratusan imigran gelap pecah di Crotone, Italia, 28 Februari 2023. REUTERS/Remo Casilli
Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

Italia mencatat ada 89.158 imigran gelap yang tiba di Negara Pizza itu periode Januari sampai Juli 2023 atau naik dua kali lipat


PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

23 Juli 2023

Giorgia Meloni. REUTERS
PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

Giorgio Meloni berusaha membentuk aliansi luas negara-negara untuk mengatasi imigran gelap dan memerangi perdagangan manusia.


Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

1 April 2023

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani (tengah) berbincang dengan salah satu Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal asal Malaysia setibanya di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis 4 Agustus 2022. Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) memulangkan 190 dari 3.200 PMI ilegal asal Malaysia dan selanjutnya dibawa ke Wisma Atlet untuk menjalani isolasi sebelum dipulangkan ke daerah asalnya. ANTARA FOTO/Fauzan
Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

Malaysia akan memulangkan 12.380 warga negara asing karena melanggar aturan keimigrasian tahun ini.


Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

6 Maret 2023

Foufana Abou, warga negara Pantai Gading yang tinggal di Tunisia dan ingin dipulangkan, menunggu bersama warga Pantai Gading lainnya di dekat kedutaan Pantai Gading di Tunis, Tunisia 27 Februari 2023. REUTERS/Jihed Abidellaoui
Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

Presiden Tunisia menolak tuduhan rasisme dan menunjukkan kemungkinan konsekuensi hukum bagi para pelaku serangan terhadap imigran ilegal.


PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

14 Desember 2022

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menghadiri acara Welcoming Dinner and Cultural Performance KTT G20 2022 di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Bali, Selasa 15 November 2022. ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Fikri Yusuf
PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

Inggris berencana menggarap undang-undang baru untuk mencegah imigran yang melintasi Selat Inggris untuk tinggal di negara itu.


46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

28 Juni 2022

Warga berkumpul saat melihat lokasi ditemukannya puluhan orang tewas di dalam truk trailer di San Antonio, Texas, AS 27 Juni 2022.  REUTERS/Kaylee Greenlee Beal
46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

Petugas menemukan "tumpukan mayat" 46 imigran gelap dan tidak ada tanda-tanda air di dalam truk, yang ditinggalkan di sebelah rel kereta api


46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

28 Juni 2022

Petugas kepolisian berjaga-jaga di lokasi ditemukannya puluhan orang tewas di dalam truk trailer di San Antonio, Texas, AS 27 Juni 2022. Sedikitnya 42 orang ditemukan tewas di dalam sebuah truk trailer pada Senin di San Antonio, Texas, Amerika Serikat.  REUTERS/Kaylee Greenlee Beal
46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

Kasus kematian 46 imigran gelap dalam kontainer di San Antonio, terungkap setelah seorang saksi men dengar ada suara teriakan minta tolong.


50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

28 Januari 2022

Sejumlah TKI Ilegal yang dipulangkan dari Malaysia menunggu untuk menjalani pemeriksaan kesehatan setibanya di Terminal Penumpang Nusantara Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 12 Juni 2020. Sebanyak 436 TKI Ilegal tersebut nantinya akan dipulangkan ke daerah asalnya di 22 provinsi. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

Polisi Malaysia menangkap 50 orang imigran gelap asal Indonesia ketika mendarat di pesisir Bagan Pasir, Selangor.