TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri sekaligus Presiden PT Haldin Pacific Semesta, Alisjahbana Haliman, meraih Bacharudin Jusuf Habibie Technology Award 2012 yang diberikan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Alisjahbana dinilai berprestasi dalam inovasi dan kreasi untuk menghasilkan karya nyata teknologi di bidang proses pengolahan pangan.
"Penghargaan ini untuk mempercepat tumbuh dan berkembangnya inovasi yang kompetitif," kata Kepala BPPT, Marzan Aziz Iskandar, dalam pidato sambutan di kantor BPPT, Rabu, 12 September 2012. Penghargaan yang digelar mulai tahun 2008 ini adalah penghargaan tertinggi kepada insan pelaku teknologi.
Baca Juga:
Alisjahbana adalah pengusaha yang menekuni industri minuman, permen, aroma, wewangian, suplemen, obat-obatan, dan kosmetik. Perusahaan yang ia pimpin memproduksi berbagai ekstrak bahan alami (natural ingredients), seperti ekstrak teh, kopi, pemanis alami, tepung telur, minyak esensial, floral water, vanila dan ekstrak kakao.
Pria kelahiran Pontianak, 11 Februari 1965 yang mengawali bisnis di New Jersey, Amerika Serikat, 25 tahun lalu sebagai pengimpor produk vanila dari Indonesia ini menggeluti dua jenis teknologi untuk pengembangan usahanya, yakni teknologi liquid dan teknologi powder. Ia melakukan aktivitas teknologi proses dengan mengutak-atik parameter teknik sehingga menghasilkan produk-produk ekstrak dengan karakter baru memenuhi tuntutan industri.
"Penerapan teknologi yang kami lakukan adalah mencari teknologi yang tepat untuk memberi nilai tambah terhadap produk yang kami hasilkan," ujarnya usai mendapat penghargaan.
Alisjahbana mengaku sempat terkejut saat memperoleh kabar akan menerima penghargaan. Sebab, tokoh-tokoh yang sebelumnya diganjar Habibie Technology Award adalah insinyur atau ilmuwan. "Saya hanya seorang entrepreneur, bukan engineer atau ilmuwan," kata dia.
Marzan mengatakan Indonesia saat ini masih kekurangan pengusaha. Padahal, dibutuhkan setidaknya dua persen atau sekitar 5 juta pengusaha. Sepuluh persen dari jumlah itu, atau sekitar 500 ribu orang, diharapkan menjadi sosok technopreneur, yakni wirausahawan yang mampu mengolah dan menghasilkan produk sendiri.
Jika seorang technopreneur dapat menghasilkan US$ 1 juta per tahun dari usahanya, Marzan menambahkan, maka Indonesia bisa mendapat tambahan US$ 500 miliar dari aktivitas technopreneurship saja. "Jumlah ini hampir sama dengan produk domestik bruto Indonesia saat ini," ujarnya.
MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita Terpopuler
Apa Penyebab Gempa di Bogor dan Sukabumi?
Pengamat: iPhone 5 Akan Ganggu Industri Gadget
Lebih Banyak Kehidupan di Luar Bumi?
Yang Diharapkan Ada di iPhone 5
Aktivitas Perut Gunung Fuji Meningkat
Google Digugat Istri Mantan Presiden Jerman