TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Politik dan Dalam Negeri Dewan Perwakilan Rakyat, Arif Wibowo, menilai Komisi Pemilihan Umum tak siap dalam menyelenggarakan pemilu. Meskipun tahapan persiapan pemilu sudah dilakukan, menurut dia, KPU terlihat gagap dalam melaksanakan tahapan-tahapan pemilu itu.
Karena itu, Komisi Politik akan membentuk tim pengawas untuk memverifikasi partai politik. "Saya melihat masih banyak persiapan yang belum matang. KPU masih terlihat gagap dalam menyelenggarakan teknis kepemiluan," ujarnya di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 11 September 2012.
Arif mengatakan, berdasarkan pantauannya, banyak masalah teknis yang berantakan dalam pelaksanaan tahapan pemilu. Misalkan dalam proses verifikasi partai politik peserta pemilu. Sampai saat ini tak jelas data kependudukan yang digunakan KPU. "Nanti kami tanyakan. Tidak jelas data kependudukan mana yang dipakai."
Soal data kependudukan, Arif menemukan fakta penggelembungan data di sejumlah daerah. Politikus PDI Perjuangan ini mengatakan, jika merujuk pada data e-KTP, seharusnya data kependudukan daerah lebih kecil ketimbang data sebelumnya. "Seharusnya banyak KTP ganda yang ditertibkan lewat program e-KTP. Aneh kalau jumlah penduduk bertambah," kata dia.
Selain itu, proses verifikasi faktual diperkirakan Arif tak berjalan lancar jika KPU tak segera membentuk Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS). Dengan jumlah 34 partai yang harus diverifikasi, tenaga KPU saat ini tak mungkin siap menyelesaikan verifikasi faktual.
Apalagi sampai saat ini KPU belum memiliki anggaran untuk melakukan verifikasi. Kondisi ini membuat Komisi Politik berencana membentuk tim untuk mengawasi proses verifikasi. "Kami tidak mau proses verifikasi ini dipersulit atau dipermudah," ujarnya.
Tak hanya mengawasi proses verifikasi, tim juga kemungkinan akan mengawasi proses lain dalam tahapan pemilu jika KPU tak juga menunjukan kinerja memadai. "Kalau masih seperti ini, mungkin saja pengawasan sampai tahap pemutakhiran data, tahap persiapan logistik pemilu, sampai perhitungan suara," katanya.
FEBRIYAN
Berita Terpopuler:
Emma Watson, Seleb Paling ''Berbahaya'' di Internet
Berobat, Dahlan Iskan Tertahan di Singapura
Kepergok Plesiran di Denmark, Anggota DPR ''Ngeles''
Inilah Daftar 10 Universitas Terbaik di Dunia 2012
Afridi Dipaksa Makan Bak Anjing di Penjara