TEMPO.CO, Pekanbaru - Kabar yang beredar bahwa venue menembak tidak layak digunakan akhirnya terbukti. Baru saja digunakan untuk latihan, dinding belakang target peluru jebol diterjang peluru pada nomor 25 meter.
Dari pantauan Tempo, peluru menembus dinding hingga keluar, padahal di balik dinding tersebut terdapat barak para pekerja. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden itu.
Manajer tim menembak Jawa Barat, Muhammad Beninu Argobie, menyayagkan kejadian ini, padahal pertandingan menembak akan dilaksanakan Kamis, 13 September 2012. Menurut dia, venue menembak sangat tidak layak digunakan. Dia juga menyesalkan keputusan PB PON yang tetap memaksakan kehendak agar cabang menembak tetap dilaksanakan di Riau. Padahal, sudah banyak masukan agar menembak dilaksanakan di daerah lain seperti Jakarta dan Palembang.
"Dari awal kami melihat venue ini sangat tidak siap untuk digunakan, padahal lapangan tembak itu harus aman seratus persen," ujar Muhammad. Menurut dia, venue menembak sangat tidak terjamin keamanannya setelah kejadian bobolnya dinding target.
"Untung tidak ada orang lewat di belakang tembok itu," kata dia. Seharusnya, kata dia, di belakang tembok target itu dilapisi pelat baja. "Tidak bisa menggunakan tembok dan pasir saja."
Technical Delegate Menembak, Sita Razni, mengatakan pertandingan menembak tetap diupayakan pelaksanaanya. Menurut dia, penggunaan lapangan tetap dioptimalkan asalkan ada perbaikan. Sita mengakui masalah keamanan belum diselesaikan oleh pihak pembangun gedung.
Tembok yang jebol, menurut Sita, merupakan bentuk pengerjaan kontraktor yang belum selesai. "Sebelum dipasang pelat baja, kami tidak akan pakai lapangan tembak itu," kata Sita.
Sita mendesak agar pemasangan pelat baja diselesaikan hingga siang ini. Jika tidak diselesaikan, Technical Delegate akan membatalkan pertandingan menembak 25 meter.
RIYAN NOFITRA
Berita lain:
Berobat, Dahlan Iskan Tertahan di Singapura
Inilah Daftar 10 Universitas Terbaik di Dunia 2012
Kepergok Plesiran di Denmark, Anggota DPR ''Ngeles''
Afridi Dipaksa Makan Bak Anjing di Penjara
Negara Ini Menolak untuk Jualan Coca-Cola