TEMPO.CO , Malang: Pengemudi taksi, biro perjalanan, dan bus pariwisata di Malang berlatih bahasa Inggris. Pelatih melibatkan lembaga bahasa asing, sejumlah perguruan tinggi, dan praktisi pariwisata.
Tujuannya, agar pengemudi taksi dan bus pariwisata bisa berkomunikasi dengan turis mancanegara. "Bahasa menjadi penghambat," ujar Pengajar pariwisata pendidikan vokasi Universitas Brawijaya Malang, A. Faidlal Rahman, Rabu, 12 September 2012.
Menurut Faidlal, pengemudi angkutan pariwisata seharusnya turut menjadi pemandu wisata. Mereka akan menjelaskan potensi, sejarah dan obyek wisata di Malang. "Kenyataannya, banyak wisatawan yang mengeluh pelayanan perjalanan pariwisata," katanya.
Keluhan para wisatawan tersebut disampaikan di kantor Malang Tourism Center di Alun-Alun Kota Malang. Wisatawan juga mengeluhkan kemacetan yang mulai terjadi di sejumlah titik di Kota Malang.
Selain itu, para pengemudi juga dilatih menjadi pemandu, berlalu lintas yang aman dari Kepolisian Resor Malang. Sebanyak 75 pengemudi taksi dan bus pariwisata tampak mengikuti pelatihan. "Pengemudi dilatih keselamatan dan keamanan berlalu lintas," Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ida Ayu Made Wahyuni.
Pelatihan serupa akan rutin diselenggarakan melibatkan pelaku wisata di Malang. Hingga saat ini pelaku usaha perjalanan sebanyak 50, hotel sebanyak 30 serta enam perusahaan taksi. Kota Malang, katanya, berpotensi menjadi tempat wisata sejarah, kuliner, dan pendidikan. Pemerintah Kota malang bakal menyusun master plan pengembangan pariwisata.
EKO WIDIANTO
Berita lain:
Wa Ode: Fakta Sidang Mirwan Terlibat
Afridi Dipaksa Makan Bak Anjing di Penjara
Indonesia Makin Tak mampu Bayar Utang Luar Negeri
5 Hal Menakjubkan Ketika Hamil
Setelah Malaysia, Lion Air Bidik Negara Lain