TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Strategi dan Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Pahala Mansury, menjelaskan kondisi likuiditas valuta asing (valas) bank pelat merah tersebut mencapai US$ 1,5 miliar.
"Kondisi likuiditas rupiah dan dolar masih sangat baik," ucap Pahala usai konferensi pers Indonesia Investasi Forum, Senin, 16 September 2012.
Meskipun begitu, ia menilai kondisi kecukupan likuiditas valas saat ini belum terkait dengan kebijakan pelonggaran kuantitatif (QE3) oleh bank sentral Amerika Serikat (The FED).
Pahala menjelaskan pertumbuhan dana valas tampak dari pertumbuhan dana murah berupa giro maupun simpanan. Giro Bank Mandiri tumbuh 24 persen, sedangkan pertumbuhan giro dolar mencapai 26 persen.
"Mungkin itu tanda-tanda bahwa dana pihak ketiga, khususnya dalam bentuk dolar, itu memang mencari market-market atau pasar-pasar yang kondisinya baik," ucapnya.
Total dana pihak ketiga (simpanan) valas Bank Mandiri tercatat telah mendekati US$ 6,5 miliar. Rasio pinjaman dolar terhadap simpanan berada di kisaran 70-75 persen. "Kami tetap jaga agar berada di bawah 85 persen," ucap Pahala.
Adapun pertumbuhan kredit valas diperkirakan mencapai 8 persen pada akhir tahun 2012 (year on year). Jika berhasil menerapkan kembali mekanisme debt swap untuk obligasi rekapitalisasi-nya, Pahala memperkirakan pertumbuhan kredit valas bisa mencapai 10 persen (year on year).
Sebelumnya, Bank Mandiri mendapat pinjaman valas dari Standard Chartered Bank Singapura. Pinjaman ini diperoleh dari hasil kesepakatan debt swap dengan bank tersebut. Bank Mandiri melepas obligasi rekapitalisasi senilai Rp 1,8 triliun dan mendapat pinjaman valas US$ 250 juta. Bank Mandiri menargetkan bisa kembali melakukan kesepakatan serupa dengan bank asing lainnya. Target pinjaman US$ 100-200 juta.
MARTHA THERTINA
Berita Terpopuler:
Situs Porno Minati Foto-foto Hot Kate
Siapa Penentu Kemenangan Foke atau Jokowi?
Pilkada DKI: Agama Yes, Prabowo No
50 Foto Topless Kate Middleton Ada di Majalah Chi
Plus Minus Pencitraan Foke vs Jokowi versi LSI