TEMPO.CO, Kabul - Empat serdadu Amerika Serikat dan seorang petugas kepolisian Afganistan tewas seiring terjadinya serangan di Afganistan selatan. "Pelaku serangan diduga anggota kepolisian Afganistan," demikian bunyi siaran pers NATO, Ahad, 16 September 2012.
International Security Assistance Force (ISAF), pasukan NATO di Afganistan, mengatakan serangan berlangsung pada Ahad pagi waktu setempat, 16 September 2012, di markas besar di Distrik Mizal, Provinsi Zabul. "Pelaku terdiri dari sejumlah pria Afganistan yang mengenakan seragam kepolisian," demikian pernyataan dari kantor Wakil Gubernur kepada Al Jazeera.
Menurut juru bicara pasukan koalisi, Mayor Adam Wojack, empat orang tewas dan dua lainnya cedera ketika mereka membalas serangan sejumlah orang yang berada di dekat pos penjagaan.
Mayor Wojack mengatakan satu dari enam anggota Kepolisian Nasional Afganistan (ANP) yang bertugas di pos penjagaan bersama enam pasukan koalisi juga tewas, sedangkan lima lainnya hilang. "Pertempuran berhenti ketika pasukan koalisi lainnya tiba," kata Mayor Wojack.
Koresponden Al Jazeera di Kabul, Bernard Smith, melaporkan dari sana, belum begitu jelas apakah anggota kepolisian Afganistan yang tewas itu merupakan salah satu dari penyerang atau bukan. "Kejadian ini masih dalam investigasi ISAF," ia menjelaskan. Smith melanjutkan, seluruh enam korban tewas juga belum diketahui apakah mereka merupakan pasukan khusus AS di Afganistan atau bukan.
Tahun ini, sedikitnya sudah 51 pasukan asing tewas dalam sejumlah serangan dari dalam yang dilakukan oleh pria yang mengenakan seragam pasukan keamanan Afganistan. Dua pasukan asal Inggris tewas dalam serangan serupa pada Sabtu pekan lalu di selatan Provinsi Helmand. Tahun ini telah terjadi kurang lebih 30 serangan. Hampir semuanya menyebabkan pasukan AS tewas.
Menteri Pertahanan Afganistan mengatakan, awal bulan ini, lembaganya telah menahan atau memecat ratusan tentara Afganistan karena diduga terkait dengan Taliban atau kelompok pejuang anti-pemerintah.
Kepada Al Jazeera, Kate Clark, seorang analis politik berbasis di Kabul, mengatakan serangan terjadi tepat di jantung pertahanan ISAF dan NATO di Afganistan. "Saya rasa, salah satu yang menjadi masalah mereka adalah Taliban. Mullah Omar, pimpinan mereka, dalam pesannya pada akhir Ramadhan, menyerukan kepada para pengikutnya untuk menyerang pasukan asing. Namun, di sana juga terjadi friksi antara masyarakat dengan pasukan dari beberapa negara atau latihan bersama," ujarnya.
Shukria Barakzai, seorang Menteri Parlemen Afganistan dan Kepala Komite Pertahanan Parlemen, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan tersebut akan mengurangi kepercayaan pasukan ISAF dan NATO.
"Saat ini, pasukan (NATO) melatih pasukan Afganistan menghadapi kesulitan. Bagaimana mereka bisa melanjutkan proses latihan ketika mereka tidak begitu percaya dengan pasukan Afganistan?" kata dia.
Barakzai mengatakan rakyat Afganistan dihadapkan dengan banyak tantangan saat seluruh pasukan NATO ditarik dari sana pada 2014. "Tidak cukup hanya menyerahkannya (keamanan) kepada pasukan Afganistan. Mereka tak cukup memiliki peralatan tempur, mereka tidak memiliki agenda yang layak. Itu artinya, kami (tidak dapat) mengontrol tantangan dan masalah keamanan nasional Afganistan."
Di sisi lain, sedikitnya delapan perempuan dan anak-anak tewas dalam sebuah serangan udara NATO di Distrik Alingar, Provinsi Laghman. Hal tersebut disampaikan pejabat lokal kepada media, Ahad.
Juru bicara Pemerintah Provinsi Laghamn, Sarhadi Zewak, mengatakan sejumlah warga desa dari distrik tersebut membawa mayat ke kantor gubernur, Ahad. "Mereka berteriak 'mampuslah Amerika!', mereka juga mengutuk serangan ini," kata dia.
Para kaum perempuan yang menjadi korban serangan udara saat itu sedang mengepak kacang, Sabtu malam waktu setempat, 15 September 2012, kata salah seorang anggota Dewan Provinsi kepada Al Jazeera.
Latif Qayumi, Direktur Kesehatan Provinsi, mengatakan tujuh wanita yang cedera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, termasuk anak-anak mereka yang di antaranya ada yang berusia 10 tahun. NATO membenarkan bahwa serangan tersebut dilakukan di kawasan tersebut. "Target serangan adalah kelompok pejuang, tetapi kemungkinan gempuran jet tempur ISAF menyebabkan sejumlah warga sipil tewas."
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita terpopuler lainnya:
Foto Toples Kate Juga Muncul di Koran Irlandia
Usai Wali Kota Termuda, Basher ''Incar'' Menteri
Soros Kuliah Lagi
Anjing Buta Menang Lomba Renang dan Tangkap Kayu