TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan konsultan manajemen global, McKinsey & Co, menyatakan Indonesia akan menawarkan investor peluang investasi yang menguntungkan seiring dengan pertumbuhan ekonomi di masa mendatang. Khususnya peluang bisnis untuk memenuhi tumbuhnya permintaan domestik karena tumbuhnya jumlah masyarakat kelas konsumen di Indonesia.
Dalam laporan yang dipublikasikan McKinsey, Selasa, 18 September 2012, diungkapkan bahwa Indonesia akan menawarkan peluang bisnis bagi sektor swasta senilai US$ 1,8 miliar pada 2030 di beberapa sektor. Di antaranya mencakup sektor pertanian, perikanan, dan sumber daya alam.
Menurut McKinsey, Indonesia menjadi negara paling bersinar di tengah krisis global beberapa tahun terakhir. Indonesia mencorong terutama dengan realisasi pertumbuhan ekonomi 6,5 persen tahun lalu yang merupakan tertinggi sejak krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia pada akhir 1990. Tahun ini Indonesia menargetkan ekonomi bisa tumbuh 6,1 persen–6,5 persen dan bisa naik lebih tinggi di 2013.
Indonesia mampu bertahan dari dampak penurunan ekonomi global karena tumbuhnya konsumsi domestik. Dengan kemampuan ini, Indonesia bisa menjadi negara dengan perekonomian terkuat nomor 7 di dunia pada 2030. Pada tahun ini, Indonesia berada di posisi ke-16.
Laporan McKinsey menyoroti pertumbuhan jumlah masyarakat kelas menengah Indonesia dengan daya beli yang signifikan. Masyarakat kelas ini didefinisikan sebagai kelompok dengan pendapatan bersih sebesar US$ 3.600 atau sekitar Rp 34,1 juta per tahun dalam paritas daya beli.
Masyarakat kelas ini jumlahnya bisa naik menjadi 90 juta orang pada 2030 dibandingkan 45 juta orang saat ini. Hal itu bisa terwujud dengan catatan Indonesia bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi sebesar 5-6 persen per tahun.
“Pertumbuhan masyarakat kelas konsumen di Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan negara lain di dunia selain Cina dan India. Hal ini membuat peluang investasi sangat menarik bagi investor dan pebisnis internasional,” demikian kutipan laporan McKinsey itu.
Negara lain dengan pertumbuhan tinggi, seperti Brazil, Mesir, Vietnam, dan lainnya akan mencatatkan pertumbuhan masyarakat kelas menengah 50 persen lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia pada periode yang sama.
Menurut McKinsey, Indonesia telah membuktikan kemampuannya meningkatkan jumlah investasi asing dalam beberapa tahun terakhir. Tahun lalu, investasi asing langsung mencatat rekor US$ 20 miliar. Tahun ini pemerintah menargetkan investasi asing langsung sebesar US$ 28 miliar.
“Namun dari sisi regulasi, kami melihat Indonesia masih harus bekerja lebih keras. Ada beberapa tantangan yang harus diatasi. Jika penanganannya tepat, maka investor asing akan berdatangan,” ujar Direktur McKinsey, Raoul Oberman, kepada Dow Jones Newswires, Selasa 18 September 2012.
Menurut dia, Indonesia bisa mencontoh kesuksesan investasi asing di Cina, Korea Selatan, dan India. “Hadiah yang besar masyarakat yang mampu melampaui siklus ini sehingga menjadi peluang besar besar bagi investor asing,” katanya.
DOW JONES | ABDUL MALIK
Berita ekonomi lainnya:
Komisi VII DPR Setujui Kenaikan Tarif Listrik
Sistem Rusak, 67 Penumpang Batavia Gagal Terbang
Direksi Indosat Diganti
2013, Pemerintah Kaji Ulang Biaya Perjalanan Dinas
Harga Minyak Mentah Jatuh
Jero Wacik Lega Tambahan Kuota BBM, Disetujui
MUI Diminta Evaluasi Diri Soal Sertifikasi Halal