TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mendapat tawaran investasi dari Vietnam untuk pembangunan sistem pengolahan air limbah. Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, Budi Yuwono mengatakan teknologi di negeri tersebut lebih murah dan canggih.
"Biaya investasinya hanya Rp 6 triliun sedangkan yang dibuat Indonesia sampai Rp 7 triliun," kata Budi ketika ditemui pada Selasa, 18 September 2012.
Menurut Budi teknologi yang digunakan adalah sistem interceptor sementara di Indonesia masih menggunakan drainase. Sehingga kata Budi alat pengolahan limbah di Vietnam lebih maju bisa menurunkan polutan di bawah 50 mikrogram partikulat polutan per meter kubik.
Sistem yang digunakan terang Budi adalah mengolah grey water dan black water secara bersamaan. Kedua limbah tersebut akan dipisahkan sehingga menyisakan air bersihnya saja.
Budi mengatakan alat tersebut cocok digunakan di daerah padat seperti Jakarta juga Surabaya. Alasannya, jika hanya menggunakan sistem yang lama sudah tidak cocok untuk kondisi di kota-kota padat.
"Saat ini kami masih melakukan studi atas tawaran tersebut jika hasilnya baik maka secepatnya akan direalisasikan," ujar Budi.
SYAILENDRA