Pabrikan Jepang Stop Produksi Mobil di Cina  
Reporter: Tempo.co
Editor: Fery Firmansyah
Selasa, 18 September 2012 13:12 WIB
REUTERS/Pichi Chuang
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Beijing - Tiga produsen mobil asal Jepang, Nissan Motor Co, Honda Motor Co, dan Mazda Motor Corp menghentikan produksi mereka di Cina setelah demonstrasi anti-Jepang merebak beberapa hari terakhir ini. Hal ini bakal menimbulkan kerugian bagi pabrikan, yang nilainya lebih besar ketimbang dampak bencana alam di Jepang dan Thailand pada 2011.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Laman autonews.com mengabarkan, Nissan menghentikan produksi dua pabrik mereka di Cina pada 17 September 2012 hingga waktu yang belum ditentukan. Pabrik tersebut terletak di kawasan selatan Guangzhou, sedangkan pusat kota Zhengzou itu dikhawatirkan menjadi salah satu sasaran kemarahan massa. "Perusahaan pun membuat kebijakan dengan menyetop operasi di wilayah rawan," kata seorang sumber, Selasa 18 September 2012.

Juru bicara Honda, Natsuno Asanuma, mengatakan telah menutup dua dari empat pabrik mereka di Cina mulai hari ini. Pabrik yang dioperasikan bersama mitra lokal tersebut memiliki kapasitas produksi 820 ribu unit mobil per tahun. Lantaran pabrik tersebut ditutup minimal dua hari, Asanuma mengatakan tak bisa menjamin kuantitas pasokan untuk dealer di Cina dan beberapa negara lain. "Apalagi ada kasus penyerangan dealer dan toko oleh demonstran," katanya.

Sedangkan Mazda menghentikan aktivitas pabrik perakitannya di kota Nanjing. Selain merakit beberapa MPV Mazda, pabrik tersebut digunakan untuk membuat mobil-mobil lansiran Chongqing Changan Automobile Co dan Ford Motor Co.

Protes anti-Jepang yang meletus sejak akhir pekan lalu di Cina dikhawatirkan memberi dampak yang cukup parah. Wakil Sekretaris umum China Automobile Dealers Association, Luo Wei, mengatakan banyak dealer mobil yang tutup lantaran takut diserang. Kini, warga Cina pun memboikot barang-barang buatan Jepang, terutama kendaraan bermotor. Akibatnya, pengusaha otomotif menderita kerugian paling besar sejak sepuluh tahun terakhir.

"Dampaknya akan lebih besar ketimbang bencana alam yang bisa diperbaiki dengan cepat. Sentimen anti-Jepang ini bakal berlangsung cukup lama dan entah apa yang bisa menyembuhkannya," kata dia yang mengaku tengah menghitung potensi kerugian akibat masalah ini.

Protes anti-Jepang di Cina dipicu oleh sengketa teritorial kedua negara. Cina memprotes tindakan pemerintah Jepang yang menyetujui pembelian gugusan pulau di Laut Cina Timur dari pemilik pribadi. Cina menyatakan kepulauan tersebut adalah miliknya. Akibat konflik yang memanas ini, Jepang memperingatkan warganya agar mewaspadai aksi yang lebih besar pada 18 September 2012, bertepatan dengan peringatan pendudukan Jepang atas wilayah Cina Timur Laut pada tahun 1930.

FERY FIRMANSYAH

Berita terpopuler lainnya:Pilkada DKI: Agama Yes, Prabowo No Survei: Foke Versus Jokowi, Kalah TipisKubu Foke Bantah "Haiya Ahok" DirencanakanSurvei: Jokowi Menang Tipis dari Foke

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi