TEMPO.CO, Yogyakarta--Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan mendata seluruh jenis permainan tradisional di Indonesia sebagai upaya pelestarian warisan budaya. "Registrasi besar-besaran, timnya (pendata) sudah dibentuk," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh usai membuka forum Asia Europe Meeting Culture Ministers Meeting ke-5 di Yogyakarta, Selasa 18 September 2012.
Pendataan itu, menurut dia, meliputi bentuk permainan, asal daerah, hingga sejak kapan permainan itu mulai berkembang dan digunakan. Ia memberi contoh, permainan jaran kepang (kuda lumping) misalnya. Informasi kapan permainan itu mulai berkembang dan kenapa bahan yang digunakan berasal dari anyaman bambu (sesek) sangat minim. "Ini harus digali," katanya.
Contoh permainan tradisional lainnya, adalah gobak sodor. Atau permainan lain, yang berupa dua buah tongkat kecil yang dimainkan dua kelompok. Di sejumlah tempat, permainan semacam itu disebut pate lele.
Tak hanya permainan tradisional, Kementerian juga akan mendata folklore. Indonesia dinilai sangat kaya oleh pengetahuan yang berupa legenda, dongeng, dan tradisi lisan itu. Bagi M.Nuh, cerita folklore memang tak masuk akal. Tapi, di dalamnya banyak terkandung nilai dan ajaran berharga. "Ceritanya memang tak masuk akal, tapi semua itu mengandung value (nilai)," katanya.
Menteri Nuh memberi contoh, cerita hantu sundel bolong. Hantu jenis ini dikisahkan sebagai perempuan berparas cantik, berjalan tak mengambang di atas udara, dan punggungnya growong (berlubang). Karakter itu, sambung dia, adalah simbol orang tak berpendirian.
Mereka tak memiliki pijakan kuat, di tanah. Orang seperti ini suka berbohong. Seperti wajah cantik sang hantu, berbohong pun selalu dibumbui sesuatu yang manis. Tapi nyatanya bolong, kosong tak berisi. "Ujung-ujungnya, di belakang growong," ujar Nuh.
ASEM-CMM ke-5 di Yogyakarta merupakan pertemuan tingkat Menteri Kebudayaan yang dihadiri 120 delegasi dari 35 negara Asia dan Eropa. Mengambil tema "Mengelola Kota Budaya Demi Masa Depan Berkelanjutan", pertemuan ini akan berlangsung hingga 20 September. Pertemuan itu memiliki empat agenda pembahasan, yakni penguatan tata kelola kota warisan budaya, respon terhadap tantangan dan bencana di kota warisan budaya, kota warisan budaya sebagai penggerak ekonomi kreatif, dan mempromosikan kota warisan budaya untuk membangun pemahaman lintas budaya.
ANANG ZAKARIA
Berita lain:
Pilkada DKI: Agama Yes, Prabowo No
50 Foto Topless Kate Middleton Ada di Majalah Chi
Selingkuhan Rooney dan Balotelli Hamil
Survei: Foke Versus Jokowi, Kalah Tipis
Di Hotel Ini, Pengguna Toilet Diintip Pejalan Kaki
Polisi Anggap 20 Penyidik di KPK Ilegal