TEMPO.CO, Lampung Selatan -Ratusan warga Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan memblokir jalan alternatif yang menghubungkan Jalan Lintas Pantai Timur Sumatera dan Jalan Lintas Sumatera, Rabu, 19 September 2012.
Aksi pemblokiran dipicu oleh kekesalan warga terhadap kondisi jalan yang rusak parah. ''Sudah dua tahun jalan alternatif yang menghubungkan Jalan Lintas Pantai Timur Sumatera dan Jalan Lintas Sumatera ini rusak parah. Debu beterbangan saat dilalui kendaraan sangat mengganggu aktivitas warga,'' kata Sudarmi, warga desa Karang Sari, Ketapang yang ikut dalam aksi itu, Rabu 19 September 2012.
Warga melintangkan batang pohon dan batu di tengah jalan. Mereka juga berkerumun di simpang Gayam yang membuat lalulintas dari Pelabuhan Bakauheni ke Kota Bandar Lampung macet. ''Kami menuntut pemerintah memberikan kepastian kapan akan dipeberbaiki ruas jalan ini,'' katanya sambil menenteng pentungan.
Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza yang bermaksud menemui dan membujuk massa agar mau berdialog sempat bersitegang. Massa meminta anak Gubernur Lampung Sjachroedin ZP itu turun dari mobil untuk meninjau jalan yang rusak secara langsung.
Rycko akhirnya memenuhi tuntutan warga dan berjalan menyusuri jalan yang berdebu hingga 3 kilometer dari lokasi pemblokiran. Warga lalu mengajak berdialog di Balai Desa Sukasari dengan pengawalan ketat aparat keamanan. ''Jalan ini merupakan tanggungjawab pemerintah propinsi. Kami sudah berulangkali berkirim surat untuk perbaikan jalan tapi belum ada respon,'' kata Rycko Menoza.
Di hadapan ratusan warga, Bupati juga menyampaikan permintaan maaf jika warga terganggu dengan lambannya perbaikan jalan. Dia menjanjikan akan menekan pemerintah propinsi Lampung agar cepat dianggarkan tahun depan. ''Secepatnya akan kita dorong langkah perbaikan jalan alternatif ini,'' katanya.
Kepala Kepolisian Resort Lampung Selatan Ajun Komisaris Besar Tatar Nugroho mengatakan aksi sempat mengganggu arus lalu lintas tapi berhasil diatasi setelah ada dialog. Dia mengapresiasi Bupati Lampung Selatan yang cepat mengadakan dialog sebelum aksi berlangsung anarkis. ''Polisi hanya menjaga keselamatan pejabat negara dan dialog bisa berjalan aman dan lancar,'' kata Tatar Nugroho yang ikut bernegosiasi dengan warga.
NUROCHMAN ARRAZIE