TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan jalur kereta api dari Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei hingga Kuala Tanjung sudah memasuki tahap pemasangan rel. Pembangunan jalur rel kereta sepanjang 30 kilometer itu kini sudah rampung sekitar 25 persen.
"Meskipun sudah baru beberapa kilometer yang terpasang tapi target kami tetap rampung pada akhir 2013 mendatang," kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan ketika dihubungi, Kamis, 20 September 2012.
Untuk pembangunan rel kereta api tersebut pemerintah menganggarkan Rp 25 miliar per kilometernya. Bambang mengatakan meskipun pembangunan rel kereta tersebut murni inisiatif kementerian, tetap ada peluang swasta ikut menggarapnya.
PT Perkebunan Nusantara III sebagai pemegang konsensus KEK Sei Mangkei ini bisa ikut dalam skema public private relationship (PPP) dengan pemerintah. Nantinya pembangunan rel kereta api ini untuk mendukung pengangkutan hasil perkebunan PTPN III dari kawasan Sei Mangkei yang volumenya bisa mencapai 1,5 juta ton, lebih besar dibanding menggunakan truk yang daya angkutnya hanya 900 ribu ton.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian, Dedi Mulyadi, menyatakan, penetapan status Kawasan Ekonomi Khusus di Sei Mangkei, akan membawa dampak positif bagi kawasan tersebut. Ia bahkan mengatakan, Produk Domestik Bruto Sei Mangkei bisa mencapai Rp 10 triliun. “Itu jika penetapan KEK di Sei Mangkei sesuai dengan target dari pemerintah,” katanya.
PDB daerah Sei Mangkei untuk jangka pendek sendiri diprediksi bisa mencapai Rp 2,1 triliun. Perkiraan itu disebut karena status KEK dengan sejumlah insentif yang diberikan pemerintah akan mampu menarik 1.200 pelaku industri. “Kami tidak bicara Pendapatan Asli Daerah, tapi sudah menyeluruh sampai ke nilai tambahnya juga,” katanya.
Adapun angka Rp 10 triliun diperkirakan akan tercapai dalam waktu 15 tahun setelah penetapan Sei Mangkei sebagai daerah KEK. Sei Mangkei sendiri juga diharapkan akan mampu menyerap sebanyak 83 ribu tenaga kerja baru
“Selain itu produksi sejumlah komoditas juga akan meningkat, produksi CPO akan meningkat 40 persen, asam lemak 60 persen, margarin 180 persen, bahkan sulfatan 700 persen,” ujarnya.
SYAILENDRA | DIMAS SIREGAR
Berita Terpopuler:
Korban Kebakaran Tak Akan Coblos Calon Lain
Penyebar Selebaran Isu SARA Jadi Tersangka
Tetangga Nara Mantap Pilih Jokowi
New York Times Soroti Pencalonan Joko Widodo
Ini Dialog yang Dimanipulasi dalam Film Anti-Islam