TEMPO.CO, Islamabad - Pemerintah Pakistan mendeklarasikan "Hari Khusus Cinta Nabi Muhammad". Deklarasi ini dimaksudkan untuk meredam aksi kekerasan akibat unjuk rasa yang menewaskan satu orang dan melukai tujuh lainnya terkait dengan film Innocence of Muslims, Kamis, 20 September 2012.
Di pihak lain, Amerika Serikat merasa perlu memasang iklan di Pakistan TV untuk menayangkan sikap Presiden Barack Obama yang mengutuk film tersebut.
Unjuk rasa menentang film Innocence of Muslims terjadi di berbagai penjuru negara Islam karena film produksi Sam Bacile, pria Yahudi yang tinggal di California, Amerika Serikat, itu dianggap telah menistakan Nabi Muhammad. Protes keras bahkan telah memakan korban. Seorang Duta Besar AS dan tiga stafnya tewas di Benghazi, Libya Timur, Selasa, 11 September 2012 akibat dihantam mortir demonstran.
Demonstrasi menjurus ke aksi kekerasan pecah di Penshawar, Kamis, 20 September 2012. Para pengunjuk rasa menyerang dan merangsek ke dua gedung bioskop. Aksi ini menyebabkan seorang pengemudi mobil stasiun televisi Pakistan TV tewas dan tujuh lainnya luka-luka ketika polisi membuka tembakan ke arah kerumunan demosntran.
Selain di Peshawar, unjuk rasa keras juga terjadi di kota-kota Rawalpindi, Lahore, dan Karachi. Di Islamabad, seperti dilaporkan wartawan BBC Aleem Maqbool, bentrok sengit terjadi antara demonstran melawan pasukan keamanan, Kamis. "Pasukan keamanan dan polisi mengepung demontran di tengah kota dan menembakkan gas air mata serta peluru karet."
Melihat unjuk rasa yang kian mengarah pada kekerasan, pemerintah Pakistan menyeru masyarakat agar melakukan demonstrasi damai, serta memotong saluran telepon seluler yang terkoneksi dengan luar negeri. "Hal ini untuk mengurangi risiko keamanan," BBC melaporkan.
BBC | CHOIRUL
Berita Terpopuler
Komik Nabi Muhammad, Demo Besar di Iran
Inggris Wajibkan Prajurit Wanita Jalani Tes Hamil
Soal Kartun Nabi, Muslim Diminta Menahan Diri
Korea Selatan Tembaki Kapal Korea Utara
1.800 Aparat Amankan Konjen AS di Surabaya
Suu Kyi Minta AS Mulai Cabut Sanksi Ekonomi