Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memagari Si Kecil dari Penculikan Anak

image-gnews
inforum.com
inforum.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penculikan Zahira, putri Neneng Atiah, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Jawa Barat, oleh pembantunya beberapa waktu lalu, sempat membuat khawatir para ibu yang memiliki si kecil. Seperti kekhawatiran Ira yang memiliki Hadik, enam tahun  dan Zahra, empat tahun, apalag dia sering meninggalkan keduanya karena bekerja. “Waktu membaca kasus penculikan ini di Blackberry Messenger saya sempat sakit. Karena, setiap hari saya harus meninggalkan dua buah hati saya hanya ditemani ibu dan pembantu saya,” kata Ira yang sempat mengkonsultasikan soal ini ke psikolog. 

Syukur ketakutan dan kekhawatiran itu tidak berlangsung lama. “Saya membekali Hadik dan Zahra untuk selalu waspada kepada orang yang dikenal sekali pun, seperti si Mbak, tetangga sekitar, dan orang-orang di lingkungan sekolah. Kepada orang asing atau yang tidak dikenal, mereka harus tegas menolak ajakan apa pun,” Ira memaparkan. 

Lain lagi dengan bintang cilik Amel Carla yang mengaku punya cara jitu (menurutnya) menghindari bahaya penculikan anak. “Amel sih selalu pegang telepon dan melapor ke Mama setiap menemukan hal yang mencurigakan. Penculikan anak seperti monster mengerikan. Tapi sebagai anak kita enggak boleh takut apalagi lengah,” kata bintang bertubuh tambun ini dengan nada bicara menggemaskan.

Menurut psikolog Anna Surti Ariani, setiap mendengar kasus penculikan anak, para orang tua sering dilanda perasaan khawatir dan ketakutan. Kondisi begini sangat wajar sebab penculikan anak  merupakan moster menakutkan. Psikolog perkembangan anak dari Universitas Indonesia ini menjelaskan ada hal yang harus dilakukan, yaitu tentang tindakan pencegahan yang mesti dilakukan dan apa yang perlu disampaikan, terutama oleh si kecil kepada orang yang diduga akan menculiknya.

Tentang pencegahan yang mesti dilakukan, kata psikolog yang biasa disapa Nina ini, adalah bagaimana orang tua perlu memberikan pemahaman tentang area atau bentuk fisik rumah yang menjadi pondasi awal untuk menghindari terjadinya penculikan. Nina menyarankan sebaiknya memiliki rumah yang mempunyai area terbatas. Batasan itu bisa berupa pagar atau halaman meskipun rumahnya berpetak yang menjadi jarak dengan rumah orang lain. 

“Orang tua harus mengenalkan area rumah kita dengan batasan pagar, atas kayu, pohon dengan tetangga. Dengan demikian, orang tua bisa memberi tahu kalau anak-anak sudah keluar dari area ini, mereka harus berhati-hati, misalnya,” kata Nina.

Dengan mengenalkan area pembatas, maka itu menjadi langkah awal untuk menghindari ancaman penculikan. Namun, yang tidak kalah penting adalah menjalin hubungan baik dengan tetangga sekitar, satpam, atau tim keamanan di sekitar rumah. Kalau di lingkungan sekolah, Nina menyarankan agar orang tua yang mengantar anak-anaknya sekolah menjalin hubungan baik dengan satpam, tukang kebun, para guru, dan para penjual di kantin sekolah. 

Hubungan yang baik ini bisa menjadi langkah awal karena mereka bisa menjadi sumber informasi bila terjadi hal-hal mencurigakan. “Misalnya si anak belum pulang. Kalau kenal dengan si ibu A bisa telepon dan menanyakan ke mana anaknya hingga belum pulang?” ujar Nina. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia pun menerangkan, selain bisa menitipkan atau mempercayakan anak kepada tetangga yang dikenal dekat, bisa juga mempercayakan anak dengan kerabat atau memang orang yang sangat dipercaya. Namun, Nina juga menegaskan menitipkan anak kepada orang yang dikenal seperti pembantu atau supir mesti juga melakukan komunikasi yang baik. Dan pastikan untuk memperlakukan dengan baik orang yang dipercaya. Misalnya, melakukan pembayaran gaji tepat waktu, kemudian pastikan juga mengetahui gaji yang berlaku umum sama seperti tetangga yang memiliki supir, pembantu, dan tukang kebun. 

“Kalau ternyata gajinya kurang dibanding pembantu, tukang kebun, dan supir tetangga bisa menjadi pemicu melakukan penculikan. Ini berbahaya kalau kita memperlakukan mereka tidak sebagai mestinya.”

Hal yang penting juga mengajarkan ke si kecil apa yang perlu disampaikan ketika menerima ajakan dari orang yang tidak dikenal. Nina mengingatkan sebaiknya para orang tua mengajarkan sikap sopan santun kepada orang yang dikenal dengan batasan yang wajar. Misalnya, ketika si anak disapa harus membalas dengan sopan. Untuk bersalaman boleh saja, tapi perlu diingatkan supaya si kecil tidak perlu cium tangan khawatir justru membahayakan misalnya terjadi pembiusan anak. 

“Sampaikan ke si kecil mereka harus berani, tegas, dan waspada. Disapa dijawab secara sopan, tapi tetap harus berani melapor ke orang tua, misalnya, bila mereka dibekali telepon bisa menelepon papa-mama,” kata Nina.

Si kecil pun harus dibiasakan untuk melakukan izin atau laporan setiap akan mengunjungi atau menemukan hal yang mencurigakan. Kepada pembantu, baby sister dan supir pun dibiasakan untuk melakukan laporan ke para orang tua yang meminta menjaga anaknya. “Misalnya, si supir harus melapor ketika si anak tiba-tiba ke mal bertemu dengan teman di jejaring sosialnya tanpa sepengetahuan papa mama, mereka wajib lapor,” Nina menutup penjelasannya. 

HADRIANI P

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

40 hari lalu

Nikita Willy bersama anak pertamanya, Issa Xander Djokosoetono. Foto: Instagram/@nikitawillyofficial94
Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.


Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

40 hari lalu

Ilustrasi ibu bahagia saat mencium anaknya. Foto: Unsplash/Humberto Chavez
Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.


Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

56 hari lalu

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini. Foto: Canva
Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.


Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

9 Januari 2024

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya. Foto: Canva
Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.


Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

10 Desember 2023

Ilustrasi anak memandang pohon Natal. Unsplash.com/Greg Rosenke
Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?


Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

28 November 2023

Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com
Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.


4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

23 November 2023

www.graphics.iparenting.com
4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini


Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

20 November 2023

Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang
Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.


5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

27 September 2023

Ilustrasi anak dan orang tua melakukan kegiatan seru. Freepik.com/Jcomp
5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.


Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

30 Agustus 2023

Ilustrasi keluarga. (Pexels/William Fortunato)
Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

Kenali pola parenting asah, asih, asuh yang wajib dipenuhi orang tua pada anak dan manfaatnya kini dan kelak.