TEMPO.CO, Jakarta -Dahlan Iskan kembali mengeluarkan pernyataan kontrovesial saat menemui ratusan perwakilan kelompok tani di seminar Farmer Go To Campus di UGM pada Sabtu, 22 September 2012. Menteri BUMN itu mengajak petani mewacanakan isu anti subsidi.
"Tadi pak dekan (Lilik Sutiarso, Dekan Fakultas Pertanian UGM) menyebutkan prinsip bagus. Petani tak perlu disubsidi, cukup hasil panen dibeli dengan harga tinggi, petani akan memenuhi kebutuhannya secara mandiri," ujar Dahlan.
Dahlan sempat meminta petani mengacungkan tangan jika menyetujui prinsip ini. Sebagian besar petani di forum itu pun langsung mengangkat tangan tanda setuju. "Loh, ternyata banyak yang setuju, tadi hampir 80 persen (peserta seminar)," kata dia.
Dahlan mengatakan prinsip petani tanpa subsidi tapi harga panen dibeli dengan harga tinggi ini bisa mengubah haluan kebijakan negara di bidang pertanian. Kata dia, jika semua petani di Indonesia mau menerima prinsip ini, sektor pertanian Indonesia akan berubah drastis. "Sayang, kalau prinsip ini segera diberlakukan, pasti pemerintah didemo besar-besaran," dia menambahkan.
Dahlan mengaku khawatir pernyataan setuju pada prinsip anti subsidi bagi petani tadi hanya sikap sebagian kecil petani atau bahkan sekedar pendapat elit kelompok tani dan sebagian akademisi saja. "Secara pribadi saya setuju. Saya lihat subsidi banyak problemnya, mulai distribusi telat sampai yang salah sasaran," kata dia.
Baca Juga:
Karena itu, dia menyarankan petani mulai mewacanakan hal ini ke komunitasnya untuk membanguan kesamaan pendapat. Menurut dia banyak sekali pihak yang harus diyakinkan, mulai dari petani, instansi pemerintahan, praktisi kampus, pakar ekonomi, dan lainnya. "Kita gelindingkan saja wacananya, dua tahun lagi kalau semua kompak, pasti bisa," kata Dahlan.
Dahlan mengingatkan skema perubahan alur subsidi itu perlu ditelaah secara cermat. Dia khawatir, skema pengalihan subsidi dari kebutuhan petani ke harga panen ini tak mendongkrak pendapatan mereka. "Skemanya banyak. Bisa pula pakai model insentif, petani yang bisa memproduksi panen dalam jumlah tertentu menerima hadiah," ujar dia.
Di seminar yang sama, Kepala Bulog Yogyakarta, Darsono Imam Yuwono, mengatakan pemerintah selama ini memang memiliki problem dilematis saat menyikapi penentuan harga panen. Kata dia, jika harga naik terlalu tinggi akan memicu inflasi, tapi jika harga rendah petani pasti kesulitan. "Gabah mau naik jelang lebaran saja, kita langsung disuruh operasi pasar," ujar dia.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Berita Terpopuler
Pemerintah Minta Imbal Balik Insentif Mobil Hibrid
Rakuten Siapkan Belanja Online Antar-Negara
Produksi Padi Digenjot Mulai September
Pengembang Siasati Aturan Uang Muka KPR
BUMN Tetap Buka Lahan Pertanian di Kalimantan