TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Independen PT Bhakti Investama Antonius Z. Tonbeng mengklaim dia tak terlibat pengurusan restitusi pajak perusahaan. "Yang berkepentingan dan bertanggung jawab terhadap pengurusan pajak perusahaan adalah jajaran direksi PT Bhakti pimpinan Hary Tanoesoedibjo," kata dia saat bersaksi kasus suap pajak PT Bhakti di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di Jakarta, Senin, 24 September 2012.
Menurut Antonius, ia tak tahu-menahu ihwal evaluasi kelebihan bayar pajak PT Bhakti. “Itu urusan direksi, mulai dari Direktur Utama, karena komisaris hanya diberi tahu jika ada masalah,” kata dia.
Antonius juga mengaku tak tahu apakah kelebihan bayar yang diurus PT Bhakti ke Direktorat Jenderal Pajak sudah masuk ke rekening perusahaan di Bank Central Asia atau belum. Ia menyebut, baru tahu ada masalah yang menyangkut kelebihan bayar pajak perusahaan setelah kasus suap yang melibatkan James diberitakan media.
Bekas Direktur Keuangan PT Agis Tbk--dulu anak perusahaan PT Bhakti, tapi kini sahamnya sudah dijual--menjelaskan, setelah kasus ini ramai di media, direksi memberi bantahan pada jajaran komisaris soal adanya suap terkait restitusi pajak. “Yang bertanggung jawab di sini adalah direksi,” ujarnya.
James dalam kasus ini didakwa bersama-sama dengan Antonius memberi sesuatu berupa duit Rp 280 juta kepada pegawai Direktorat Jenderal Pajak, Tommy Hindratno. Duit diberikan James selaku advisor PT Agis karena Tommy telah memberikan data atau informasi hasil pemeriksaan Ditjen Pajak terkait permohonan kelebihan pajak PT Bhakti.
Pada akhir Januari 2011, James dan Antonius bertemu dengan Tommy di tempat makan di kantor MNC Tower. Ketika itu, terdakwa dan Antonius meminta Tommy membantu klaim lebih pajak PT Bhakti. Saat itu, terdakwa memberitahu ada tiga pemeriksa pajak, salah satunya adalah Agus Totong. Dalam kesempatan itu, Antonius mengatakan jika berhasil akan ada imbalan.
Permintaan itu ditindaklanjuti Tommy dengan menemui Agus Totong pada Februari 2012. Dengan tujuan, memastikan Agus Totong adalah ketua tim pemeriksa klaim lebih pajak PT Bhakti. Kemudian, pada Maret 2012, James dan Antonius bertemu Tommy untuk membicarakan itu lebih terperinci.
Saat itu, Antonius minta Tommy untuk menyampaikan ke tim pemeriksa bahwa bunga biaya obligasi, serta makan dan minum, tidak banyak dikoreksi, dan dibebankan sebagai biaya pengeluaran.
Setelah itu, James rutin menjalin komunikasi dengan Tommy melalui telepon. Tujuannya, memastikan keluarnya Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) dan memastikan uang lebih pajak segera cair.
ISMA SAVITRI
Berita Terpopuler:
''Strategi Sopir Taksi'' di Balik Kemenangan Jokowi
Jokowi Janji Bangun Stadion untuk Persija
FPI Pusat Klaim Tak Tahu Penyegelan 7-Eleven
Penyidik KPK yang Ditarik Mengaku Diteror
Ahmad Heryawan: Lain Jokowi, Lain Ahmad