TEMPO.CO, Jakarta - Politikus senior PDI Perjuangan, Pramono Anung, mengatakan bahwa partainya sangat terpukul dengan meninggalnya Theodorus Jacob Koekertis atau biasa disapa Ondos. Menurut dia, Ondos adalah sosok idealis yang berperan penting di belakang layar Megawati Soekarno Putri. "Kami sangat kehilangan dengan meninggalnya Ondos. Dia ini orang yang tak banyak bicara dan banyak berpikir," ujarnya di kompleks parlemen, Senayan, Senin, 24 September 2012.
Di partai berlambang banteng ini, Pramono mengatakan, Ondos memiliki peran sangat penting. Selama ini, Ondos adalah orang di belakang layar yang mengatur pemberitaan soal Ketua Umum Megawati Soekarno Putri. "Teman-teman yang dekat dengan Mbak Mega pasti mengenal Ondos. Dia orang yang berada di balik pemberitaan Mbak Mega selama 2009 sampai sekarang," kata dia.
Pramono mengatakan dirinya sudah mengenal Ondos sejak kuliah di Institut Teknologi Bandung angkatan 1982. Ondos adalah sosok aktivis yang sederhana. Kesederhanaan Ondos, bahkan masih terlihat sampai saat ini. "Dia anggota banggar yang sederhana dan tidak neko-neko. Jadi anggota dua periode di DPR, untuk renovasi rumah saja dia tidak bisa. Dan itu yang membuat saya sedih. Sampai harus saya kasih untuk renovasi rumahnya. Masih ada anggota DPR yang memiliki idealisme seperti dia," ujar Pramono dengan mata berkaca-kaca.
Ondos meninggal dunia dalam kecelakaan tragis di daerah Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, pagi tadi. Menurut Pramono, saat itu Ondos sedang menuju Bandara Juanda, Sidoarjo, dari daerah pemilihannya di Blitar. "Ondos ini memang setiap minggu ke dapil. Dia sedang mengejar pesawat pagi untuk pulang ke Jakarta. Tapi di daerah Porong dia menabrak, dan meninggal di rumah sakit," ujar Wakil Ketua DPR ini.
Pramono menambahkan, jenazah Ondos rencananya tiba di Jakarta sore ini. Menurut dia, jenazah akan disemayamkan terlebih dahulu di kompleks parlemen, Senayan. "Untuk diberikan penghormatan terakhir kemudian akan disemayamkan di rumah duka di Tangerang," kata dia.
Politikus senior PDI Perjuangan lainnya, Taufik Kiemas, juga mengaku kehilangan dengan meninggalnya Ondos. Menurut dia, Ondos adalah seorang pekerja keras yang memiliki semangat perjuangan. "Sejak dari mahasiswa dia sudah berjuang. Jadi aktivis sampai berhenti sekolah kemudian sekolah di tempat lain kemudian masuk PDI Perjuangan. Kami juga merasa sangat kehilangan Ondos sebagai aktivis dari ITB," kata dia.
FEBRIYAN
Berita Terpopuler:
Jokowi Janji Bangun Stadion untuk Persija
FPI Segel Seven Eleven Pejaten
Jokowi Diberi Kado Sepeda Kuno
Usai Segel Seven Eleven,FPI Datangi Tempat Hiburan
FPI Pusat Klaim Tak Tahu Penyegelan Seven Eleven