TEMPO.CO, Jakarta - Keresahan selalu menyelimuti guru dan murid Sekolah Dasar Negeri Kemirimuka 2 dan Kemirimuka 3, Depok. Soalnya nasib kedua sekolah yang berlokasi di Jalan Juanda, Kemirimuka, Beji, Depok itu belum jelas. Kedua sekolah ini semakin memprihatinkan karena terancam tidak memiliki murid.
"Sejak adanya penggusuran, keaadaan kami seperti habis perang dunia. Ini sangat meresahkan kami semua," kata salah satu guru SDN Kemirimuka 2, Yusmiasih, saat ditemui Tempo, Senin, 24 September 2012.
Kedua sekolah yang berada dalam satu lokasi itu akan digusur karena terkena jalan bebas hambatan Cinere-Jagorawi (Cijago). Sejak 2007 silam, penggusuran terus dilakukan terhadap rumah yang ada di samping dan belakang sekolah. Sampai saat ini, hanya kedua sekolah itu satu-satunya bangunan yang masih berdiri dan dihuni.
Yusmiasih mengatakan warga yang dulunya tinggal di lingkungan sekolah itu sudah pindah semua. Mereka telah diminta menjual tanahnya oleh pemerintah dengan dalih kepentingan umum. Hal itu berpengaruh terhadap sekolah itu. "Siswa banyak yang pindah sekolah karena orang tuanya pindah rumah," kata dia.
Saat ini, murid SDN Kemirimuka 2 dan Kemirimuka 3 masing-masing 117 dan 104 siswa. Padahal, sebelumnya mereka memiliki lebih dari 200 siswa.
Keadaan semakin memprihatinkan ketika saat penerimaan mahasiswa baru tiba. Mulai awal tahun, para guru harus bergerilya ke rumah-rumah warga untuk meminta anaknya mendaftar. Keadaan ini sudah dilakukan sejak 2007. "Semangat kami hanya mengabdi dan kami tetap optimis," kata dia.
Sekolah yang biasa menerima sekitar 80 murid baru pertahun sekarang menciut. Tahun ajaran 2011, kedua sekolah masih mendapat murid baru lebih dari 30 orang. Sedangkan pada Juli 2012 ini SDN Kemirimuka hanya kebagian sembilan murid dan Kemirimuka 3 mendapat 15 murid. "Kalau terus seperti ini tahun depan kami tidak dapat murid," kata dia.
Musyiasih berharap Pemerintah Kota Depok cepat mengambil tindakan. Renovasi kedua sekolah itu sudah dibicarakan beberapa tahun, tapi sampai saat ini belum ada bentuk yang bisa dilihat. Kedua sekolah itu rencananya akan dibangunkan gedung baru. Untuk SDN Kemirimuka 2 akan dibangun di Jalan Margonda Raya dan Kemirimuka 3 di Jalan Kedondong, Kemirimuka, Beji. "Kami belum tahu apakah tanah untuk sekolah baru sudah dibayar atau belum," katanya.
Hal yang sama juga dikatakan seorang guru dari SDN Kemirimuka 3, Radhiah. "Belum ada yang tahu kapan kami bisa pindah," katanya. Bahkan, pihaknya belum tahu informasi pembangunannya, begitu juga lokasinya. "Kabarnya di Jalan Kendondong, tapi kepastiannya tidak ada."
Sebenarnya para guru ini sudah lelah dengan keadaan yang tidak menentu seperti itu. Ia juga khawatir apakah tahun depan mereka bisa punya murid atau tidak. "Kami tidak tahu yang kurang berusaha ini siapa sebenarnya," katanya.
Menurut Radhiah, guru sudah maksimal mempertahankan eksistensi sekolah supaya punya murid. Sekarang kondisinya makin rumit karena para orang tua murid mungkin merasa ditipu oleh janji guru yang menyatakan akan segera pindah. "Di sini ada sejuta pertanyaan yang tidak mampu dijawab," katanya. Para murid dan orang tua sering bertanya kapan pindah. "'Ya, Insya Allah, doain saja. Itu saja yang bisa saya jawab atas pertanyaan mereka," kata Radhiah.
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana SD dan SMP Dinas Pendidikan Kota Depok, Indah Lestari, mengatakan masalah pembangunan gedung sekolah itu adalah tanggung jawab pembuat tol, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum. Pihaknya hanya mencarikan lokasi pembangunan sekolah. "Kami hanya mencari lokasinya, kemudian menyerahkannya," kata dia.
Menurut Indah, pihaknya sudah menyerahkan dua lokasi yang dianggap strategis, yaitu di Jalan Kedondong dan Jalan Beringin. "Tetapi sampai sekarang belum ada progres-nya," katanya. Ia mengaku sering menyurati Panitia Pembebasan Tanah (P2T) Tol Cijago untuk kepastian pembangunan. Namun, tetap saja belum ada jawaban yang berarti. "Kami mau secapatnya, tapi itu tergantung P2T," kata dia.
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana SMA SKM, Dea Akhmadin, membenarkan semua aset pemerintah daerah yang terkena tol akan diganti oleh Kementerian PU, termasuk dua sekolah itu. "Disdik tinggal menerima jadi bangunannya," katanya. Pada 2009, pihaknya sudah mengajukan ke Tim Pengadaan Tanah PU lokasi pembangunan sekolah itu. "Tapi sampai sekarang tanahnya belum dibayar," katanya.
Padahal, kata dia, TPT PU dan Dinas Pendidikan juga sudah melakukan survei bangunan dan lokasi pembangunan. Sekarang Disdik Depok tinggal menunggu dari TPT PU kapan bangunan sekolah itu akan diselesaikan. "Biasanya akan infokan oleh P2T Kota Depok," kata dia.
ILHAM TIRTA
Berita Terpopuler:
''Strategi Sopir Taksi'' di Balik Kemenangan Jokowi
Jokowi Janji Bangun Stadion untuk Persija
FPI Pusat Klaim Tak Tahu Penyegelan 7-Eleven
Penyidik KPK yang Ditarik Mengaku Diteror
Ahmad Heryawan: Lain Jokowi, Lain Ahmad