TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Jakarta, Kadarwati Mardiutama, meminta kepolisian mengusut tuntas pelaku utama penyerangan terhadap siswa SMAN 6 yang menyebabkan seorang siswa tewas pada Senin, 24 September 2012. Hal itu disampaikan dalam jumpa persnya bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh dan Kepala SMAN 70.
"Kami minta kasus ini diusut tuntas," kata Kadarwati, Selasa, 25 September 2012. Mereka berharap tawuran pelajar tidak terulang.
Selama ini, kata Kadarwati, sekolah sudah memiliki mekanisme sendiri untuk mencegah tawuran. Mekanisme itu, di antaranya, mengeluarkan surat perjanjian bila ada siswa yang terlibat. "Kalau surat perjanjian dilanggar tiga kali, kami keluarkan. Sejauh ini sudah 42 siswa yang dikembalikan kepada orang tuanya," ucapnya. Siswa yang dikeluarkan adalah yang terlibat bullying dan intimidasi.
Kepala SMAN 70 Saksono Liliek menyebutkan, ia sudah memberikan sepuluh nama siswa yang diduga terlibat dalam kasus tawuran tersebut. Dia mengatakan siswa-siswa tersebut duduk di kelas XII.
Polisi masih menyelidiki kasus penyerangan ini. Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan penyerangan ini diduga karena rasa permusuhan. Sebelumnya, sekitar 20 siswa SMAN 70 menyerang sejumlah siswa SMA 6 di Bulungan, Jakarta Selatan, Senin, 24 September 2012. Penyerangan ini menyebabkan dua siswa terluka dan satu siswa kelas X SMAN 6, Alawy Yusianto Putra, tewas karena luka bacok di dada.
ADITYA BUDIMAN