TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Tugas Perlindungan Anak menilai penggabungan sekolah-sekolah yang kerap tawuran bukan merupakan solusi terbaik. Menurut Ketua Satgas Anak M. Ihsan, wacana penggabungan ini tak semestinya diterima.
"Pernyataan yang sangat mencengangkan adalah rekomendasi agar dilakukan penggabungan dan pemindahan sekolah," katanya dalam siaran persnya, Rabu, 26 September 2012.
Tawuran SMA 6 dan SMA 70 di Bulungan, Jakarta Selatan, sehingga menewaskan Alawi Yusianto siswa SMA 6 pada 24 September 2012 bukan yang pertama kali terjadi. Alawi juga bukan merupakan korban yang pertama. Sebelumnya, kata dia, dalam dua bulan terakhir, paling tidak ada lima siswa yang meninggal dalam tawuran.
Selain itu, Komnas Perlindungan Anak juga mencatat, pada 2011, tawuran pelajar mencapai 339 dengan korban tewas 82 orang. Jumlah ini meningkat 165 persen dari 128 kasus tahun sebelumnya.
Wacana penggabungan SMA 6 dan SMA 70 muncul setelah terjadinya tawuran yang mengakibatkan tewasnya pelajar SMA 6, Alawi, pada 24 September lalu. Akibat tawuran itu, dua sekolah tersebut untuk sementara diliburkan.
NUR ALFIYAH
Berita Lainnya:
Sebelum Meninggal, Alawy Tak Sempat Cium Sang Ibu
Posko Anti-tawuran di Bulungan Dinilai Tak Efektif
Kemendiknas: Tangkap Dalang Tawuran SMAN 70
Tawuran, Sekolah dan Orang Tua Dinilai Gagal
Polisi Belum Tetapkan Tersangka Tawuran