TEMPO.CO , Bekasi - Penumpang kereta rel listrik (KRL) dari Bekasi mengeluhkan keputusan pemerintah menaikkan tarif kereta commuter line sebesar Rp 2.000 untuk setiap tujun perjalanan, mulai 1 Oktober nanti.
Menurut Yanis, 51 tahun, salah seorang penumpang commuter line, meski pelayanan kereta mulai membaik, besaran kenaikan tarif tersebut terlampau tinggi. "Kalau fasilitasnya sangat bagus sih tak ada masalah," kata dia kepada Tempo.
Yanis mencontohkan, di stasiun masih ada pedagang asongan yang masuk ke kereta. Menurut dia, agar commuter line optimal, pemerintah diharapkan menambah jumlah perjalanan kereta ekonomi.
Saat ini jumlah kereta ekonomi sangat sedikit sehingga ada pedagang yang tetap masuk ke commuter line. Selain itu, masyarakat yang daya belinya rendah bisa leluasa menumpang kereta jika jumlah perjalanan kereta ekonomi banyak.
Kepala Stasiun Besar Kota Bekasi, Sucahyo, mengakui banyak keluhan dari penumpang sejak kebijakan menaikkan tarif commuter line dibuat tiga pekan lalu. "Begitulah, setiap ada upaya peningkatan pelayanan, jika ada penyesuaian tarif kereta, selalu ada keluhan," kata dia.
Namun keputusan tentang kenaikan harga tersebut telah fixed. Petugas di Stasiun Besar Kota Bekasi terus aktif mensosialisasi keputusan tersebut dengan cara menyebarkan brosur dan mengumumkan lewat pengeras suara di stasiun dan di dalam commuter line.
Mulai hari ini, Rabu, 26 September 2012, kereta lokal, ekonomi, dan commuter line dari Bekasi tujuan Jakarta Kota berhenti di Stasiun Senen.
HAMLUDDIN
Terpopuler:
Sebelum Meninggal, Alawy Tak Sempat Cium Sang Ibu
Jokowi-Basuki Akan Kembangkan Kereta Api
KPAI: Tawuran Menampar Dunia Pendidikan
SMA 6 Minta Polisi Usut Tuntas Tawuran di Bulungan
Kemarau Panjang, Warga Cipinang Kesulitan Air