Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

97 Persen Kelahiran di Indonesia Tidak Diinginkan

Editor

Alia fathiyah

image-gnews
Steadyhealth.com
Steadyhealth.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia masih terlalu tinggi. Setiap tahunnya terdapat lima juta kelahiran bayi. Tapi dari jumlah kelahiran itu, 97 persen ibu mengaku sebenarnya belum mau hamil lagi dalam waktu dua tahun dari kehamilan sebelumnya. Solusinya, penggunaan kontrasepsi harus terus digalakkan.

“Akses terhadap kontrasepsi harus dibuka seluas-luasnya dan pelayanannya harus ditingkatkan. Dengan begitu diharapkan prevalensi kontrasepsi makin meningkat,” kata guru besar obstetri dan ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Biran Affandi dalam temu media tentang Hari Kontrasepsi Sedunia, Rabu 26 September 2012, di Hotel Bidakara, Jakarta. Hari Kontrasepsi Sedunia sendiri jatuh setiap 26 September.

Menurut Biran, perilaku masyarakat Indonesia dalam bereproduksi adalah terlalu banyak anak (too many), terlalu rapat jarak kehamilannya (too close), terlalu muda dalam melahirkan (too early), dan terlalu tua dalam melahirkan (too late). Keempat perilaku tersebut adalah penyebab utama masih tingginya angka kematian ibu melahirkan, angka kematian bayi, dan risiko kecacatan bayi.

Biran melanjutkan kehamilan adalah sesuatu yang mestinya direncanakan. Sebab selain menyangkut aspek sosial-ekonomi, kehamilan yang direncanakan juga terkait dengan aspek kesehatan. Usia terbaik bagi seorang ibu untuk melahirkan adalah saat berumur 20-35 tahun. Seorang ibu yang melahirkan di bawah umur 20 tahun dianggap masih belum siap secara mental dan emosional.

Sebaliknya, melahirkan di atas usia 35 tahun dari sisi kesehatan terlalu membawa risiko baik untuk ibu maupun janin. “Usia di atas 35 tahun sudah tua. Banyak kelainan yang bisa terjadi misalnya risiko abortus dua kali lipat dibanding melahirkan di bawah usia 35 tahun,” kata Biran yang juga Ketua Perkumpulan Kontrasepsi Indonesia.

Hamil di atas usia 35 tahun juga bisa membawa risiko kecacatan untuk janin. Sebab, sel telur wanita tersebut juga berarti telah berusia 35 tahun yang kualitasnya telah menurun dibanding kualitas sel telur wanita berusia di bawah 35 tahun.

Jarak antar kelahiran juga patut diatur. Jarak kehamilan terbaik adalah 2-4 tahun antar-kehamilan. Berdasarkan penelitian, Biran melanjutkan, jarak kehamilan di bawah dua tahun akan menyebabkan tingginya risiko kematian ibu, kematian bayi, dan menyebabkan risiko rasa sakit 50 persen lebih tinggi saat ibu melahirkan. “Untuk itulah penggunaan kontrasepsi sangat diperlukan,” ujar Biran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia menyebut, saat ini setiap tahun terdapat lima juta kelahiran di Indonesia. Anehnya, 97 persen kelahiran itu adalah kelahiran yang tidak diinginkan karena jaraknya masih terlalu dekat, yakni di bawah dua tahun dari kelahiran sebelumnya.

Sementara itu Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief mengatakan saat ini laju pertambahan penduduk di Indonesia adalah 1,49 persen. Angka ini lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk selama 2000-2010 yaitu 1,47 persen. Padahal target laju pertumbuhan penduduk pada 2015 adalah 1,10 persen. “Harus diakui dibanding jaman Orde Baru, komitmen keluarga berencana terabaikan setelah reformasi,” kata Sugiri.

Tidak adanya komitmen politik juga ditunjukan dengan rendahnya anggaran untuk program keluarga berencana. Pada 2006, dari kebutuhan anggaran Rp 4 triliun, BKKBN hanya mendapat alokasi anggaran Rp 700 miliar. Sementara pada 2012, anggaran yang diterima lumayan naik, yaitu menjadi Rp 2,6 triliun maskipun masih jauh dari kebutuhan sekitar Rp 4 triliun.

Rendahnya kampanye keluarga berencana juga disebabkan jauh berkurangnya petugas lapangan keluarga berencana. Sebelum reformasi, petugas lapangan KB berjumlah 35 ribu orang. Kini setelah reformasi jumlah yang tersisa hanya 21 ribu orang.

AMIRULLAH

Berita Lain:
Jika Terbukti Menusuk, Siswa SMA 70 Dikeluarkan 
Alumni SMA 6 Usulkan Sanksi bagi Kepala Sekolah
Satgas Anak Tolak Penggabungan SMA 6 dan 70 
Satu Pelajar Tewas Lagi dalam Tawuran
AD Tersangka Tawuran Pelajar di Manggarai

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

18 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.