Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bioteknologi, Solusi Hadapi Krisis Pangan  

Editor

Zed abidien

image-gnews
Seorang anak tengah menggendong adiknya melintas disebuah tambak kering akibat kemarau di daerah Marunda, Jakarta, Rabu (5/9). TEMPO/Tony Hartawan
Seorang anak tengah menggendong adiknya melintas disebuah tambak kering akibat kemarau di daerah Marunda, Jakarta, Rabu (5/9). TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jember - Bioteknologi adalah jalan keluar atau solusi menghadapi tantangan dan ancaman krisis pangan dunia, termasuk Indonesia. Koordinator Asia bidang Program Keamanan Hayati (program for biosafety system) Julian Adams mengatakan bahwa rekayasa genetika tanaman pangan dengan bioteknologi harus dilakukan dan dikembangan demi mengantisipasi ancaman krisis pangan dunia yang diramalkan akan memuncak mulai tahun 2050 kelak. 

"Bioteknologi juga bisa menjadi jawaban perubahan iklim global, krisis air, sekaligus pengurangan pestisida dan emisi karbon dunia," ujar Julian Adams usai berbicara dalam seminar Agricultural Biotechnology di Universitas Jember, Kamis, 27 september 2012.

Pakar bioteknologi dari University of Michigan itu menambahkan badan pangan dunia (FAO) meramalkan akan terjadi peningkatan kebutuhan pangan sebanyak 60 persen agar penduduk dunia tidak terpuruk dalam kemiskinan dan kelaparan. "Pemuliaan varietas tanaman pegangan, seperti beras, jagung, tebu, dan gandum dengan memanfaatkan bioteknologi harus terus dilakukan," kata dia.

Rekayasa genetika itu, katanya, harus dilakukan untuk mendapatkan beberapa varietas tanaman yang memiliki ketahanan perubahan iklim. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir perubahan iklim tidak bisa diprediksi. Akibatnya, mulai banyak terjadi kekeringan dan banjir yang sangat merugikan tanaman para petani sebagai produsen pangan.

Pakar ilmu biologi molekuler dari Universitas Jember, Bambang Sugiharto, mengatakan, perubahan iklim serta pertumbuhan penduduk yang semakin cepat merupakan ancaman ketahanan pangan. Dampak perubahan iklim yang membuat terganggunya organisme tanaman dan kondisi tanah ikut berpengaruh pada produksi pangan. "Pemerintah dan praktisi pertanian harus serius mencari solusi yang cepat dan tepat guna. Bioteknologi bisa menjadi jawabannya," katanya.

Bioteknologi untuk pemuliaan varietas tanaman saat ini berbeda dengan beberapa tahun lalu. "Dulu, bioteknologi dengan cara eksploitasi potensi kimiawi mikroba untuk mengahasilkan barang atau jasa, sekarang dengan memilih dan mengembangkan sifat genetis yang unggul," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan teknologi rekayasa genetika atau genetic engineering, para pemulia dapat merakit varietas-varietas baru yang tahan dengan permasalahan pertanian, seperti penyakit dan hama, genangan air, salinitas, dan kekeringan. Rekayasa genetika itu, kata dia, membuat "organisme baru" produk bioteknologi dengan sifat-sifat yang menguntungkan bagi manusia seperti jagung dan padi tahan hama serta tahan cuaca ekstrim.

Di beberapa negara seperti Jepang dan Thailand, kata Sugiharto, penggunaan bioteknologi mulai dari hulu sampai hilir sudah bisa dimanfaatkan masyarakat, termasuk para petani. "Mereka telah mendapatkan manfaat secara ekonomis dengan meningkatnya produksi pangan, pengurangan biaya pestisida dan tenaga kerja, efisiensi lahan dan pengolahan tanah serta dampak positif terhadap lingkungan dengan berkurangnya emisi gas rumah kaca," kata penemu tebu yang tahan terhadap kekeringan itu. 

MAHBUB DJUNAIDY

Berita populer:
Hadiah US$ 60 Juta bagi Pria yang Mau Nikahi Lesbi

Kapolri Perintahkan Djoko Susilo Datang ke KPK

Alumni SMA 6 Usulkan Sanksi bagi Kepala Sekolah

AD Tersangka Tawuran Pelajar di Manggarai

Kakek Asal Banyuwangi Naik Haji 21 Kali

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

2 hari lalu

Suasana Gang 8, Jalan Nusa Indah IV, RT8/RW4 Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin, 22 April 2024. Tersedia 32 item pencegah krisis planet di lokasi ini, mulai dari kolam gizi warga, tanaman produktif hingga akuaponik. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

Inisiatif lokal untuk mitigasi krisis pangan lahir di jalan gang di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Berbekal dana operasional RT.


Gaza Krisis Pangan, Australia Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

41 hari lalu

Foto yang dirilis pada 15 Februari 2024 menunjukkan sebuah lubang besar di pusat kesehatan UNRWA yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Gaza. UNRWA menyebut bahwa data terbaru menunjukkan 84 persen dari seluruh fasilitas kesehatan di Gaza telah mengalami dampak langsung dari serangan-serangan yang terus berlangsung. UNRWA/Handout via REUTERS
Gaza Krisis Pangan, Australia Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengumumkan Australia akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA.


Solihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis

49 hari lalu

Tokoh Jawa Barat Solihin Gautama Purwanegara alias Mang Ihin. (ANTARA)
Solihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis

Solihin GP penggagas sistem tanam padi gogo rancah untuk mengatasi krisis pangan. Apa itu gogo rancah?


We Are the World 1985, Lagu Legendaris Musisi Usa For Africa Buat Atasi Kelaparan Ethiopia

28 Januari 2024

Musisi USA for Africa yang menyanyikan lagu We are The World pada 1985. People
We Are the World 1985, Lagu Legendaris Musisi Usa For Africa Buat Atasi Kelaparan Ethiopia

Pada hari ini, 28 Januari, di 1985, kumpulan musisi USA for Africa merilis single hits yang legendaris, We Are the World bantu atas kelaparan Ethiopia


Kim Jong Un Gusar Korut Krisis Pangan Parah: Masalah Politik Serius

25 Januari 2024

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan putrinya Kim Ju Ae mengunjungi Peternakan Ayam Kwangchon dekat Pyongyang, Korea Utara, 7 Januari 2024. KCNA melalui REUTERS
Kim Jong Un Gusar Korut Krisis Pangan Parah: Masalah Politik Serius

Kim Jong Un mengatakan krisis pangan di Korea Utara adalah masalah politik yang serius.


TPN Ganjar-Mahfud Bicara Strategi Atasi Krisis Pangan tanpa Babat Hutan seperti Food Estate

24 Januari 2024

TPN Ganjar-Mahfud Bicara Strategi Atasi Krisis Pangan tanpa Babat Hutan seperti Food Estate

Menurut Heru, Ganjar tidak akan melanjutkan program lumbung pangan (food estate) seperti dijalankan sekarang.


Amran Sulaiman Janji Lanjutkan Seluruh Proyek Food Estate: Ini Masalah Perut dan..

2 November 2023

Lahan lumbung pangan (food estate) di Desa Siria-ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara yang terbengkalai menjadi semak belukar, Kamis, 26 Januari 2023. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Amran Sulaiman Janji Lanjutkan Seluruh Proyek Food Estate: Ini Masalah Perut dan..

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan akan melanjutkan megaproyek lumbung pangan atau food estate. Begini penjelasannya.


Jokowi Cerita Ditolak PM India Narendra Modi Saat Minta Impor Beras: Saya Sudah Bicara, Tidak Berani Melepas

31 Oktober 2023

Presiden Jokowi bersama Perdana Menteri India Shri Narendra Modi saat menerbangkan layang-layang di Lapangan Monas, Jakarta, 30 Mei 2018. Layang-layang yang diterbangkan, dibuat oleh Museum Layang-Layang Indonesia. TEMPO/Subekti.
Jokowi Cerita Ditolak PM India Narendra Modi Saat Minta Impor Beras: Saya Sudah Bicara, Tidak Berani Melepas

Presiden Jokowi menceritakan dirinya pernah berbicara dengan Perdana Menteri India Narendra Modi untuk mendapat kuota impor beras. Hasilnya?


Ekonom Nilai Tingginya Impor Beras Menandakan Indonesia Rentan Mengalami Krisis Pangan

28 Oktober 2023

Aktivitas pembongkaran beras impor dari Thailand di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin, 29 Mei 2023. Pemerintah telah mengalokasikan kuota impor beras sebanyak 2 juta ton sepanjang 2023 kepada Perum Bulog, sebanyak 500.000 ton di antaranya direalisasikan hingga Mei 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Ekonom Nilai Tingginya Impor Beras Menandakan Indonesia Rentan Mengalami Krisis Pangan

Indonesia akan terus terekspos dengan risiko impor beras selama tidak mampu swasembada.


Krisis Pangan Semakin Nyata, SPI: Perlu Reforma Agraria dan Kedaulatan Pangan

16 Oktober 2023

Pekerja memeriksa karung beras di gudang Bulog Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Kamis, 14 September 2023. Pemerintah menyatakan stok beras dalam negeri aman sampai akhir 2023.  TEMPO/Prima mulia
Krisis Pangan Semakin Nyata, SPI: Perlu Reforma Agraria dan Kedaulatan Pangan

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih mengatakan penyebab utama ancaman krisis pangan berkaitan dengan orientasi tata kelola pangan