TEMPO.CO, Surabaya - Pemilihan Gubernur Jawa Timur masih setahun lagi. Namun gambar para calon sudah mulai meramaikan beberapa sudut Kota Surabaya. Gambar Gubernur Soekarwo tertempel di mobil-mobil angkutan kota. Pakde Karwo, panggilan Soekarwo, nampang sendirian tak ditemani wakilnya, Saifullah Yusuf.
Pesaing terkuat PakDe Karwo di pilkada periode lalu, Khofifah Indar Parawansah, juga mulai menebar spanduk. Di antaranya spanduk dukungan yang ada di perempatan Jalan Darmawangsa, Surabaya. Dalam spanduk itu, selain berisi gambar Khofifah juga ada tulisan "Khofifah Kembali!!!, Saatnya Orang NU Jadi Gubernur Jawa Timur".
Baca Juga:
Dengan jumlah warga muslim yang mayoritas Nahdlatul Ulama, isu NU memang masih seksi untuk dijual. Sayang hingga berita ini diturunkan, Khofifah tak bersedia berkomentar. Telepon seluler tak diangkat saat Tempo coba menghubunginya. Pesan singkat Tempo juga tak direspons.
Ketua NU Jawa Timur, Mutawakil Allah, mengatakan hingga detik ini setidaknya ada dua kandidat kuat yang berlatar belakang NU yang paling populer dan layak maju sebagai calon gubernur. Keduanya adalah Khofifah serta Saifullah Yusuf (Gus Ipul). "NU belum bersikap. Siapa saja asalkan benar-benar orang NU, silakan saja," kata Mutawakil.
Meskipun begitu, NU secara organisasi tidak mungkin akan memberikan dukungan. Yang pasti, kata dia, suara cabang NU di seluruh Jawa Timur memang menghendaki calon gubernur haruslah dari NU. "Seperti saat ini antara Soekarwo dan Gus Ipul apakah sudah mewakili NU, nanti akan kami evaluasi," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Ketua DPW PPP Jawa Timur, Musyafak Noer, memastikan partainya akan mencalonkan warga NU untuk menjadi pemimpin di Jawa Timur. "Siapa namanya saat ini masih kami tunggu perkembangan yang ada," kata dia.
Hal yang sama diungkapkan Ketua DPW PKB Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar. PKB, kata Halim, masih menunggu rekomendasi dari NU mengenai siapa kader yang layak untuk didukung dalam pemilihan gubernur mendatang.
FATKHURROHMAN TAUFIQ
Berita Terpopuler:
DPR Terbelah Jika Kapolri Dipanggil KPK
Ini yang Akan Terjadi Jika Jendela Pesawat Dibuka
PDIP Tak Setuju Protokol Antipenistaan Agama SBY
Bulan Madu PDIP dan Prabowo di Ujung Tanduk
DPR Pertanyakan Konflik Menhan dan Jakarta Post