TEMPO.CO , Jakarta - Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Agung Kuswandono mengusulkan belanja anjing pelacak tahun depan sebesar Rp 450 juta untuk membeli tiga ekor anjing.
Kebutuhan anjing pelacak ini diperkirakan mencapai hingga 50 ekor hingga tahun 2020 dan bisa menelan biaya sebesar Rp 7,5 miliar. "Ini sudah harga yang paling murah anjingnya, ada yang sampai Rp 2 miliar per ekor," kata dia ketika dijumpai seusai Rapat Dengar Pendapat di Komisi XI DPR RI, Rabu 26 September 2012.
Usulan tersebut kemudkan disepakati oleh Komisi XI DPR RI. Menurut Agung, pembelian anjing pelacak memang dibutuhkan. Harga anjing pelacak yang selangit ini lantaran biaya untuk melatih anjing-anjing tersebut sangat tinggi.
Anjing pelacak yang akan digunakan untuk mendeteksi kendaraan atau penumpang ini, rencananya akan diimpor dari Australia. Setiap anjing nantinya akan dipasang cip agar setelah dibeli tidak jatuh ke pihak lain. Anjing yang dibeli biasanya diambil dari ras pilihan seperti Labrador, Golden Retriver, German Shepherd atau Herder.
Hal lain yang membuat harga anjing pelacak ini mahal adalah biaya perawatan sehari-harinya. "Makannya saja misalnya, itu makanannya lebih mahal dibanding makanan Dirjen," kata dia.
GUSTIDHA BUDIARTIE
Berita terpopuler lainnya:
Boeing Siap Bantu Industri Pesawat Indonesia
Indonesia Diklaim Lebih Baik dari OECD dan BRICS
Bursa dan Bapepam Minta Penjelasan Bumi Resources
DPR:Produk Gadai Emas Bank Syariah Bermasalah
SBY: Rencana Ekonomi RI Ambisius
Perbankan Sambut Baik Keputusan MK Soal Piutang